Pernah
di suatu blog saya membaca sebuah judul tulisan, ” Stephen William
Hawking masuk Islam”, yang saya anggap blog itu terlalu mengada-ngada,
apalagi isinya hanya dua video youtube tanpa keterangan tulisan yang
jelas.
Untuk
Hawking, tentu saya sangat tertarik mengikuti alasan dan kebenaran
beritanya itu. Dan ketika berusaha mencari pernyataan Hawking tentang
Tuhan dari berbagai sumber, saya menyimpulkan dia seorang agnostik. Hal
itu saya ketahui dari berbagai informasi yang mengulas pidato dan
tulisannya yang beberapa kali pernah menyebut nama “Tuhan”, tentu Tuhan
bagi dia tidak akan sama dengan apa yang dipahami Islam atau mungkin
juga Kristen.
Seperti pernyataanya bahwa dia religius, tapi bukan “religius” dalam arti normal, meski begitu dia percaya“Jagat raya diatur oleh hukum-hukum sains. Hukum-hukum ini bisa saja didekritkan oleh Tuhan, tapi Tuhan tidak ikut campur untuk melanggar hukum-hukum itu”.
Saya
anggap pernyataan itu, Hawking percaya Tuhan, tapi dia tidak percaya
ada keajaiaban di luar akal manusia di alam semesta dalam bentuk apapun,
termasuk mukjizat para Nabi. Sebab itu bentuk pelanggaran hukum alam,
hukum fisika khususnya. Hawking hanya menganggap alam semesta dan
hukum-hukumnya diciptakan Tuhan, dan setelah itu Tuhan lepas tangan,
selanjutnya alam semesta bekerja sesuai hukumnya.
Kenapa
Hawking menganggap Tuhan tidak ikut campur untuk melanggar hukum-hukum
itu? sebab melalui teori “Kuantum”nya “alam semesta ini tanpa pangkal
ujung”, karena adanya waktu nyata (waktu manusia) dan waktu maya (waktu Tuhan).
Di waktu nyata
waktu hanya berjalan ke depan dengan tetap menuju nanti, besok, lusa,
minggu depan, dan selanjutnya (tidak bisa kembali). Sedangkan di waktu
maya (waktu Tuhan) kita bisa pergi kemana saja menembus ruang dan waktu
yang ada di alam semesta, pergi ke masa lalu dan ke masa depan, atau
berkunjung ke kehidupan yang ada di planet lain dalam waktu “seketika”.
Teori
ini pernah dipakai untuk merasionalkan perjalanan “Isra Mi’raj”
Rasulullah SAW. Menarik bagi saya dikaitkan dengan teori Kuantum, tapi
tidak percaya sepenuhnya perjalanan Rasulullah SAW seperti itu, meski
menenangkan pikiran karena lebih bisa diterima akal!
Dan yang menarik dari waktu maya
menurut Hawking adalah, dimana masa depan dan masa lalu tidak ada
bedanya. Maka Kiamat, sebetulnya sudah terjadi (selesai) saat alam
semesta ini pertama kali tercipta dengan diawali dentuman besar (big bang). Simpelnya, kiamat sudah terjadi bersamaan dengan terjadinya dentuman besar (big bang).
Dan
menurut saya, rasional jika Hawking mengatakan Tuhan tidak ikut campur
melanggar hukum alam. Sebab hukum alam dianggap masih dan telah terjadi,
karena kehidupan kita berada di waktu nyata, sedangkan bagi Tuhan, masa
lalu sekarang dan nanti tidak ada bedanya. Jadi, Tuhan sudah selesai
menciptakan dan mengkiamatkan alam ini. (menarik untuk renungan Muslim, umumnya untuk yang mengaku Tuhan ada).
Akan tetapi,
pada bulan September tahun 2010, Hawking menunjukan pandangan baru
terhadap alam semesta dan Tuhan. Dia mengatakan bahwa alam semesta tidak
membutuhkan Tuhan untuk membangun (menciptakan) dirinya sendiri. Hawking menulis dalam bukunya, The Grand Design, bahwa “Karena
adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan akan membentuk
dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasannya mengapa sekarang
ada ’sesuatu’ dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita
ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan
menggerakan alam semesta.“
Pandangan
terbarunya itu, yang ditulis di dalam buku The Grand Design, tidak
membuat saya senang (fans berat, hihihi). Karena sikapnya yang
melepaskan Tuhan dalam peran alam semesta. Namun, tidak pula merubah
kekaguman saya pada dirinya yang begitu berani dan tetap semangat meski
kelumpuhan terus membuatnya nampak payah. Saya selalu berusaha mengikuti
jalan pikiran sains meski paham agama begitu melekat di hati dan
pikiran saya.
Wallahu A’alm.
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)