Astronom
(ahli perbintangan) berkebangsaan Polandia yang bernama
Nicolaus Copernicus (nama Polandianya: Mikolaj Kopernik),
dilahirkan tahun 1473 di kota Torun di tepi sungai Vistula,
Polandia. Dia berasal dari keluarga berada. Sebagai anak
muda belia, Copernicus belajar di Universitas Cracow, selaku
murid yang menaruh minat besar terhadap ihwal ilmu
perbintangan. Pada usia dua puluhan dia pergi melawat ke
Italia, belajar kedokteran dan hukum di Universitas Bologna
dan Padua yang kemudian dapat gelar Doktor dalam hukum
gerejani dari Universitas Ferrara. Copernicus menghabiskan
sebagian besar waktunya tatkala dewasa selaku staf pegawai
Katedral di Frauenburg (istilah Polandia: Frombork), selaku
ahli hukum gerejani yang sesungguhnya Copernicus tak pernah
jadi astronom profesional, kerja besarnya yang membikin
namanya melangit hanyalah berkat kerja sambilan.
Selama berada di Italia, Copernicus sudah berkenalan
dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari Samos (abad
ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan
planit-planit lain berputar mengitari matahari. Copernicus
jadi yakin atas kebenaran hipotesa "heliocentris" ini, dan
tatkala dia menginjak usia empat puluh tahun dia mulai
mengedarkan buah tulisannya diantara teman-temannya dalam
bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal
gagasannya sendiri tentang masalah itu. Copernicus
memerlukan waktu bertahun-tahun melakukan pengamatan,
perhitungan cermat yang diperlukan untuk penyusunan buku
besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang
Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan
teorinya secara terperinci dan mengedepankan
pembuktian-pembuktiannya.
Di tahun 1533, tatkala usianya menginjak enam puluh
tahun, Copernicus mengirim berkas catatan-catatan ceramahnya
ke Roma. Di situ dia mengemukakan prinsip-prinsip pokok
teorinya tanpa mengakibatkan ketidaksetujuan Paus. Baru
tatkala umurnya sudah mendekati tujuh puluhan, Copernicus
memutuskan penerbitan bukunya, dan baru tepat pada saat
meninggalnya dia dikirimi buku cetakan pertamanya dari si
penerbit. Ini tanggal 24 Mei 1543.
Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa
bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar
mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain
semuanya berputar mengelilingi matahari. Tapi, seperti
halnya para pendahulunya, dia membuat perhitungan yang
serampangan mengenai skala peredaran planet mengelilingi
matahari. Juga, dia membuat kekeliruan besar karena dia
yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran-lingkaran.
Jadi, bukan saja teori ini ruwet secara matematik, tapi juga
tidak betul. Meski begitu, bukunya lekas mendapat perhatian
besar. Para astronom lain pun tergugah, terutama astronom
berkebangsaan Denmark, Tycho Brahe, yang melakukan
pengamatan lebih teliti dan tepat terhadap gerakan-gerakan
planet. Dari data-data hasil pengamatan inilah yang membikin
Johannes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak
planet yang tepat.
Sistem alam semesta Copernicus
Meski Aristarchus lebih dari tujuh belas abad lamanya
sebelum Copernicus sudah mengemukakan persoalan-persoalan
menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit, adalah
layak menganggap Copernicuslah orang yang memperoleh
penghargaan besar. Sebab, betapapun Aristarchus sudah
mengedepankan pelbagai masalah yang mengandung inspirasi,
namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup terperinci
sehingga punya manfaat dari kacamata ilmiah. Tatkala
Copernicus menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa
secara terperinci, dia berhasil mengubahnya menjadi teori
ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat digunakan untuk
dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan
astronomis, dapat bermanfaat di banding lain-lain teori yang
terdahulu bahwa dunialah yang jadi sentral ruang
angkasa.
Jelaslah dengan demikian, teori Copernicus telah
merevolusionerkan konsep kita tentang angkasa luar dan
sekaligus sudah merombak pandangan filosofis kita. Namun,
dalam hal penilaian mengenai arti penting Copernicus,
haruslah diingat bahwa astronomi tidaklah mempunyai
jangkauan jauh dalam penggunaan praktis sehari-hari seperti
halnya fisika kimia dan biologi. Sebab, hakekatnya orang
bisa membikin peralatan televisi, mobil, atau pabrik kimia
modern tanpa mesti secuwil pun menggunakan teori Copernicus.
(Sebaliknya, orang tidak bakal bisa membikin benda-benda itu
tanpa menggunakan buah pikiran Faraday, Maxwell, Lavosier
atau Newton).
Tetapi, jika semata-mata kita mengarahkan perhatian hanya
semata-mata kepada pengaruh langsung Copernicus di bidang
teknologi, kita akan kehilangan arti penting Copernicus yang
sesungguhnya. Buku Copernicus punya makna yang tampaknya tak
memungkinkan baik Galileo maupun Kepler menyelesaikan kerja
ilmiahnya. Kesemua mereka adalah pendahulu-pendahulu yang
penting dan menentukan bagi Newton, dan penemuan merekalah
yang membikin kemungkinan bagi Newton merumuskan hukum-hukum
gerak dan gaya beratnya. Secara historis, penerbitan De
Revolutionobus Orbium Coelestium merupakan titik tolak
astronomi modern. Lebih dari itu, merupakan titik tolak
pengetahuan modern.
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)