Our Sponsors

Saya Tegaskan Bahwa Sebagian Besar Artikel di Blog Ini Berasal Dari Pulsk.

Artikel Yang Tidak Tercantum Sumbernya Adalah Berasal Dari Puslk

Thursday, June 27, 2013

5 Cara Mengontrol Game yang Dimainkan Anak-Anak

Sudah bukan rahasia lagi bahwa konten di dalam game seringkali tidak sesuai dengan anak-anak dan masa perkembangannya. Kekerasan, ketelanjangan, kekejaman, sampai adegan “dewasa” rawan terpapar pada anak-anak jika orang tua tidak mampu mengawasi dan menyiasatinya.

Akan tetapi orang tua sendiri tidak mungkin dapat terus menerus mendampingi anaknya bermain karena kesibukan yang lain. Apa kemudian lantas perlu melarang anak bermain game untuk menghindari hal ini terjadi? Penelitian sendiri menunjukkan anak yang bermain video game secara otomatis melatih kemampuan motorik halus, kemampuan mengingat, kemampuan problem solving, sampai kemampuan mempelajari bahasa.  Dan tentu saja yang terpenting, anak bisa merasa senang karenanya.

Orang tua sebenarnya tidak perlu cemas berlebihan, karena kami akan memberikan lima tips yang akan memudahkan para orang tua untuk mengawasi, mengontrol, atau bahkan “melakukan sensor” terhadap game yang dimainkan anak mereka yang dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

1. Pilihlah Konsol Game yang Tepat

Orang tua seringkali kebingungan memilih konsol game yang tepat untuk anaknya karena berbagai varian konsol yang tersedia di pasaran. Setiap konsol memiliki keunggulan dan kelemahannya tersendiri, dan seringkali orang tua tidak terlalu mengerti tentang hal ini. Jadi apa yang harus dilakukan? Konsol apa yang harus dipilih?
Sebenarnya orang tua dapat memilih konsol yang sesuai dengan umur anak mereka. Beberapa konsol game didesain untuk lebih mengutamakan sisi fun dan oleh karenanya banyak game tersedia adalah game-game yang mengutamakan unsur fun dan bukan konten “berat” dan “dewasa” lainnya. Orang tua dapat memilih Nintendo Wii atau Nintendo DS untuk itu. Tetapi bukan berarti semua game di dalam Nintendo Wii dan Nintendo DS pasti cocok dengan anak-anak. Wii dan DS lebih tepatnya memperkecil kemungkinan terpapar pada konten yang negatif. Kedua konsol ini sendiri memiliki game dengan genre permainan yang beragam dan tidak semuanya cocok dengan anak-anak. Tips berikutnya akan membantu Anda menyeleksi game itu sendiri.

2. Baca Review tentang Game yang Dimainkan Anak Anda

Orang tua harus pro-aktif untuk mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang game yang dimainkan oleh anak mereka. Menjadi pasif berarti memperbesar resiko anak Anda terpapar konten yang tidak pantas di dalam game. Orang tua perlu aktif berselancar di dunia maya dan menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang game yang sedang dimainkan oleh anak-anak mereka.
Para orang tua bisa membaca review dari game-game tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang jenis permainan dan konten, kemudian memutuskan apakah game tersebut cocok dengan anak mereka, ataukah harus melakukan “sensor” terhadapnya. Jagat Review sendiri juga melakukan review terhadap game-game terbaru yang beredar di pasaran.

3. Maksimalkan Situs Video untuk Mendapatkan Gambaran

Jika membaca review dalam bentuk tulisan tidak dapat memberikan gambaran yang jelas tentang jenis permainan dan konten game tersebut, orang tua dapat beralih menggunakan situs video gratis seperti YouTube untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat. Situs-situs seperti ini biasanya menyediakan potongan-potongan video yang diambil langsung dari game itu sendiri, sehingga orang tua dapat mengetahui kira-kira bentuk permainan dan konten yang tersedia di dalamnya. Caranya mudah, hanya dengan menambahkan tulisan “Gameplay” di belakang nama judul game di kolom search yang tersedia. Contoh : “Resident Evil 5 Gameplay”, “Klonoa 2 Gameplay”, atau “Grand Theft Auto Gameplay” dan seterusnya sesuai dengan judul game yang sedang dimainkan anak anda.

4. Kunjungi situs ESRB

ESRB adalah lembaga independen yang memberikan rating umur pada game-game yang sedang beredar di dunia dari konsol apapun. ESRB dapat menjadi rujukan yang valid dan reliable untuk mendapatkan informasi terkait dengan game yang sedang dimainkan anak anda. ESRB sendiri membagi game ke dalam 6 kategori umur C (Children / Anak-anak), E (Everyone / Semua orang), E 10+ (Everyone atau yang berumur di atas 10 tahun), T (Teen / Remaja), Mature (Dewasa / 18+), dan Adult Only (Game yang memiliki konten pornografi yang eksplisit). Biasanya orang tua akan menemukan huruf-huruf ini di halaman depan cover game.
Satu hal yang patut dicatat, karena di Indonesia sebagian besar game yang beredar adalah bajakan atau kopian, maka tidak mengherankan cover game dan rating ESRB nya juga “dimodifikasi” sedemikian rupa. Oleh karena itu, pada umumnya yang akan Anda temukan dalam semua game yang beredar di sini adalah rating “E”, apapun jenis gamenya. Maka dari itu, jangan langsung percaya akan logo tersebut. Langkah yang paling aman adalah mengunjungi www.esrb.org , menuliskan judul game nya di kolom search, dan Anda akan menemukan rating umur game yang sesungguhnya dan alasan pemberian rating itu.

5. Komunikasikan dengan Anak

Cara yang lebih baik adalah membiarkan anak melakukan pengawasan terhadap dirinya sendiri. Orang tua dapat mengkomunikasikan dengan anak, konten game seperti apa yang belum cocok dengan diri mereka dan alasannya sehingga anak dapat belajar dewasa dan melakukan “sensor” terhadap game yang dimainkannya sendiri. Orang tua sendiri juga harus memberikan toleransi sejauh mana game tersebut boleh dimainkan atau tidak.
Semua orang tua mungkin tidak ingin anak mereka memainkan game yang memiliki konten kekerasan, tetapi bukan berarti semua game yang memiliki konten kekerasan kemudian dilarang kan? Berikan toleransi dan pengertian kekerasan seperti apa yang boleh (misalnya game fighting) dan kekerasan seperti apa yang tidak boleh dimainkan (misalnya : penuh dengan mutilasi).
Cukup mudah dilakukan kan? Jadi para orang tua tidak perlu lagi pusing dan cemas memikirkan kemungkinan konten game yang dimainkan anak mereka. Cukup dengan 5 cara sederhana di atas, orang tua sudah dapat secara aktif melakukan pengawasan pada game yang dimainkan anak mereka. Mari ciptakan suasana gaming yang sehat untuk anak-anak.

0 Comments:

Post a Comment

Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)

Copyright by Muhammad Farhan Ammar. Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...