Sudah bukan rahasia lagi bahwa konten di dalam game seringkali tidak
sesuai dengan anak-anak dan masa perkembangannya. Kekerasan,
ketelanjangan, kekejaman, sampai adegan “dewasa” rawan terpapar pada
anak-anak jika orang tua tidak mampu mengawasi dan menyiasatinya.
Akan tetapi orang tua sendiri tidak mungkin dapat terus menerus
mendampingi anaknya bermain karena kesibukan yang lain. Apa kemudian
lantas perlu melarang anak bermain game untuk menghindari hal ini
terjadi? Penelitian sendiri menunjukkan anak yang bermain video game
secara otomatis melatih kemampuan motorik halus, kemampuan mengingat,
kemampuan problem solving, sampai kemampuan mempelajari bahasa. Dan
tentu saja yang terpenting, anak bisa merasa senang karenanya.
Orang tua sebenarnya tidak perlu cemas berlebihan, karena kami akan
memberikan lima tips yang akan memudahkan para orang tua untuk
mengawasi, mengontrol, atau bahkan “melakukan sensor” terhadap game yang
dimainkan anak mereka yang dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
1. Pilihlah Konsol Game yang Tepat
Orang tua seringkali kebingungan memilih konsol game yang tepat untuk
anaknya karena berbagai varian konsol yang tersedia di pasaran. Setiap
konsol memiliki keunggulan dan kelemahannya tersendiri, dan seringkali
orang tua tidak terlalu mengerti tentang hal ini. Jadi apa yang harus
dilakukan? Konsol apa yang harus dipilih?
Sebenarnya orang tua dapat memilih konsol yang sesuai dengan umur
anak mereka. Beberapa konsol game didesain untuk lebih mengutamakan sisi
fun dan oleh karenanya banyak game tersedia adalah game-game yang
mengutamakan unsur fun dan bukan konten “berat” dan “dewasa” lainnya.
Orang tua dapat memilih Nintendo Wii atau Nintendo DS untuk itu. Tetapi
bukan berarti semua game di dalam Nintendo Wii dan Nintendo DS pasti
cocok dengan anak-anak. Wii dan DS lebih tepatnya memperkecil
kemungkinan terpapar pada konten yang negatif. Kedua konsol ini sendiri
memiliki game dengan genre permainan yang beragam dan tidak semuanya
cocok dengan anak-anak. Tips berikutnya akan membantu Anda menyeleksi
game itu sendiri.
2. Baca Review tentang Game yang Dimainkan Anak Anda
Orang tua harus pro-aktif untuk mengenal dan mengetahui lebih jauh
tentang game yang dimainkan oleh anak mereka. Menjadi pasif berarti
memperbesar resiko anak Anda terpapar konten yang tidak pantas di dalam
game. Orang tua perlu aktif berselancar di dunia maya dan menggali
informasi sebanyak-banyaknya tentang game yang sedang dimainkan oleh
anak-anak mereka.
Para orang tua bisa membaca review dari game-game tersebut untuk
mendapatkan gambaran tentang jenis permainan dan konten, kemudian
memutuskan apakah game tersebut cocok dengan anak mereka, ataukah harus
melakukan “sensor” terhadapnya. Jagat Review sendiri juga melakukan
review terhadap game-game terbaru yang beredar di pasaran.
3. Maksimalkan Situs Video untuk Mendapatkan Gambaran
Jika membaca review dalam bentuk tulisan tidak dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang jenis permainan dan konten game tersebut,
orang tua dapat beralih menggunakan situs video gratis seperti YouTube
untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat. Situs-situs seperti ini
biasanya menyediakan potongan-potongan video yang diambil langsung dari
game itu sendiri, sehingga orang tua dapat mengetahui kira-kira bentuk
permainan dan konten yang tersedia di dalamnya. Caranya mudah, hanya
dengan menambahkan tulisan “Gameplay” di belakang nama judul game di
kolom search yang tersedia. Contoh : “Resident Evil 5 Gameplay”, “Klonoa
2 Gameplay”, atau “Grand Theft Auto Gameplay” dan seterusnya sesuai
dengan judul game yang sedang dimainkan anak anda.
4. Kunjungi situs ESRB
ESRB adalah lembaga independen yang memberikan rating umur pada
game-game yang sedang beredar di dunia dari konsol apapun. ESRB dapat
menjadi rujukan yang valid dan reliable untuk mendapatkan informasi
terkait dengan game yang sedang dimainkan anak anda. ESRB sendiri
membagi game ke dalam 6 kategori umur C (Children / Anak-anak), E
(Everyone / Semua orang), E 10+ (Everyone atau yang berumur di atas 10
tahun), T (Teen / Remaja), Mature (Dewasa / 18+), dan Adult Only (Game
yang memiliki konten pornografi yang eksplisit). Biasanya orang tua akan
menemukan huruf-huruf ini di halaman depan cover game.
Satu hal yang patut dicatat, karena di Indonesia sebagian besar game
yang beredar adalah bajakan atau kopian, maka tidak mengherankan cover
game dan rating ESRB nya juga “dimodifikasi” sedemikian rupa. Oleh
karena itu, pada umumnya yang akan Anda temukan dalam semua game yang
beredar di sini adalah rating “E”, apapun jenis gamenya. Maka dari itu,
jangan langsung percaya akan logo tersebut. Langkah yang paling aman
adalah mengunjungi www.esrb.org ,
menuliskan judul game nya di kolom search, dan Anda akan menemukan
rating umur game yang sesungguhnya dan alasan pemberian rating itu.
5. Komunikasikan dengan Anak
Cara yang lebih baik adalah membiarkan anak melakukan pengawasan
terhadap dirinya sendiri. Orang tua dapat mengkomunikasikan dengan anak,
konten game seperti apa yang belum cocok dengan diri mereka dan
alasannya sehingga anak dapat belajar dewasa dan melakukan “sensor”
terhadap game yang dimainkannya sendiri. Orang tua sendiri juga harus
memberikan toleransi sejauh mana game tersebut boleh dimainkan atau
tidak.
Semua orang tua mungkin tidak ingin anak mereka memainkan game yang
memiliki konten kekerasan, tetapi bukan berarti semua game yang memiliki
konten kekerasan kemudian dilarang kan? Berikan toleransi dan
pengertian kekerasan seperti apa yang boleh (misalnya game fighting) dan
kekerasan seperti apa yang tidak boleh dimainkan (misalnya : penuh
dengan mutilasi).
Cukup mudah dilakukan kan? Jadi para orang tua tidak perlu lagi
pusing dan cemas memikirkan kemungkinan konten game yang dimainkan anak
mereka. Cukup dengan 5 cara sederhana di atas, orang tua sudah dapat
secara aktif melakukan pengawasan pada game yang dimainkan anak mereka.
Mari ciptakan suasana gaming yang sehat untuk anak-anak.
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)