Sekelompok
peneliti dari berbagai institusi bekerja sama dalam Lazarus Project
kini sedang berusaha menghidupkan kembali spesies katak Rheobatracus
silus yang telah punah dengan memakai teknik implantasi transfer inti
sel somatis ke sel telur dari spesies berbeda.
Spesies R silus
adalah satu jenis katak khas Australia yang telah punah di tahun 1983.
Spesies ini tergolong hewan gastric-brooding. Hewan ini menelan telurnya
yang sudah terbuahi, kemudian menetaskan keturunannya di dalam perutnya
dan "melahirkan" kodok muda melalui mulutnya.
Riset telah
berlangsung selama 5 tahun. Dalam eksperimen, peneliti menggunakan telur
segar dari kerabat jauh spesies R Silus, Mixophyes fasciolatus. Inti
sel telur spesies itu diambil untuk dideaktivasi kemudian diganti dengan
inti sel "mati" dari sampel jaringan spesies R silus.
Sampel
jaringan tersebut diambil tahun 1970-an dan disimpan selama 40 tahun
dalam conventional deep freezer. Hasilnya, beberapa telur secara spontan
mulai membelah dan berkembang menjadi embrio tahap awal, menyerupai
bola kecil dengan banyak sel hidup.
Meski sampai saat ini belum
ada embrio yang mampu bertahan hidup, hasil uji genetis yang dilakukan
oleh peneliti pada embrio yang terbentuk menunjukkan kalau embrio
tersebut mengandung materi genetik dari spesies yang telah punah
tersebut.
"Saat ini, kami sedang mengamati tahap demi tahap
Lazarus bangkit dari kematian," kata ketua proyek Lazarus, Profesor Mike
Archer, dari University of New South Wales, Sydney, yang dikutip oleh
Science Daily, Jumat (15/3/2013).
"Kami berhasil mengaktivasi
ulang sel yang telah mati menjadi sel hidup dan menghidupkan kembali
genom kodok yang telah punah dalam proses ini. Sekarang kami memiliki
awetan sel segar dari spesies tersebut yang bisa untuk digunakan dalam
percobaan kloning di masa depan," jelasnya.
"Kami yakin rintangan
yang kami hadapi di depan akan terkait aspek teknologi bukan biologis.
Kami percaya kami berhasil melaluinya. Hal terpenting, ini memberikan
harapan baru bahwa teknologi bisa berperan dalam konservasi di mana
ratusan spesies amfibi di dunia sedang mengalami bencana kepunahan,"
ujar Archer.
Tim proyek Lazarus ini melibatkan peneliti dari
banyak institusi. Hasil penelitian ini belum dipublikasikan di jurnal
mana pun, namun telah diungkapkan kepada publik pada kegiatan TEDx
DeExtinction di Washington DC.
Saya Tegaskan Bahwa Sebagian Besar Artikel di Blog Ini Berasal Dari Pulsk.
Artikel Yang Tidak Tercantum Sumbernya Adalah Berasal Dari Puslk
Wednesday, March 20, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Copyright by Muhammad Farhan Ammar. Powered by Blogger.
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)