Our Sponsors

Saya Tegaskan Bahwa Sebagian Besar Artikel di Blog Ini Berasal Dari Pulsk.

Artikel Yang Tidak Tercantum Sumbernya Adalah Berasal Dari Puslk

Monday, November 25, 2013

Adat Meminang Sunda, Jawa Barat




Tahap melamar atau meminang ini sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Proses ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat. Hampir mirip dengan yang pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua laki-laki biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan seadanya, membawa lamareun sebagai simbol pengikat (pameungkeut), bisa berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin pertunangan, sirih pinang komplit dan lainnya, sebagai tali pengikat kepada calon pengantin perempuannya. Selanjutnya, kedua pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang baik untuk melangsungkan pernikahan.

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak calon pengantin sebelum pernikahan dilaksanakan. Biasanya setelah orang tua masing-masing sepakat untuk menjodohkan atau laki-laki dan perempuan sudah sepakat untuk mengikat janji dalam suatu pernikahan, maka orang tua laki-laki menyuruh orang atau pergi sendiri ke rumah 'calon besan' untuk mengatakan maksud dan isi hatinya. Dalam tradisi orang Sunda disebut Neundeun Omong titip ucap atau menyimpan janji yang menginginkan anak calon biasanya tersebut agar menjadi menantunya.
Kunjungan pertamakepada calon besan biasanya tidak membawa apa-apa. Jika orang 'berada' / kaya, kedatangannya tersebut menyuruh seseorang yang pandai berbicara, berbahasa, tata cara dan berbudi baik serta ramah. Sebagai tindak lanjut dari rencana awal, beberapa waktu kemudian, orang tua laki-laki biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa bingkisan ala kadarnya untuk menentukan waktu dan hari baik untuk melangsungkan pernikahan.

Kunjungan yang kedua kalinya ini biasa disebut Ngalamar (melamar atau meminang). Dalam acara lamaran ini, bagi orang yang 'cukup berada', kadangkala kedatangannya tersebut diiringi dengan membawa berbagai barang, uang atau cincin pertunangan, sebagai tali pengikat kepada calon pengantin perempuan.


Dilanjuti dengan tahap prosesi ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu dilakukan penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.

Lalu tahap Seserahan (3 – 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.


0 Comments:

Post a Comment

Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)

Copyright by Muhammad Farhan Ammar. Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...