Sebuah
penemuan di kompleks pemakaman kuno di China mengagetkan para ilmuwan.
Pasalnya, sebuah mumi berusia ratusan tahun yang ditemukan di sana
tiba-tiba membusuk dalam hitungan jam.
Jasad mumi tersebut ditemukan di kota Xiancheng, Provinsi Henan, 10 Oktober lalu. Ketika diangkat keluar makam, jasad yang semula pada kondisi sempurna mulai berubah hitam dan mengeluarkan bau busuk hanya dalam hitungan jam. Ilmuwan pun hanya berspekulasi karena masih belum dapat mengungkap metode pengawetan yang digunakan.
"Orang China tidak mengikuti teknik pengawetan jasad tertentu seperti orang Mesir," ungkap Dr Lukas Nickel, seorang arkeolog dan ahli kesenian China asal University of London. "Tapi peti mati yang kuat dan stabil bisa juga disebut sebagai teknik pengawetan."
Dilihat dari kondisi mumi, sejarawan Dong Hsiung mengungkap asal jasad ini. Ia yakin mumi ini berasal dari Dinasti Qing melihat dari baju yang dikenakan. "Yang luar biasa adalah waktu seakan terperangkap dalam peti," ucapnya.
"Kadang masyarakat Dinasti Qing menggunakan peti mati yang telah dipernis untuk mengubur jasad," tambah Lukas. "Mereka juga membubuhkan arang di sekitar peti mati. Bisa jadi hal itulah yang menahan bakteri pembusuk tidak masuk ke dalam peti."
"Mungkin saja keluarga si jasad menggunakan teknik pengawetan tertentu," tambah Dong Hsiung. "Jadi ketika peti dibuka proses pembusukan alami baru akan terjadi."
Dinasti Qing adalah sebuah Dinasti yang berkuasa antara tahun 1644-1912. Sementara itu, dua Dinasti Cina yang terkenal dengan teknik pengawetan mayatnya adalah Dinasti Qing dan Dinasti Ming. Pada 2011 ditemukan mumi wanita berusia 700 tahun 2 meter di bawah jalan raya dalam keadaan bagian tubuh yang masih lengkap beserta relik kuno di dalam petinya. (wk/nn)
Jasad mumi tersebut ditemukan di kota Xiancheng, Provinsi Henan, 10 Oktober lalu. Ketika diangkat keluar makam, jasad yang semula pada kondisi sempurna mulai berubah hitam dan mengeluarkan bau busuk hanya dalam hitungan jam. Ilmuwan pun hanya berspekulasi karena masih belum dapat mengungkap metode pengawetan yang digunakan.
"Orang China tidak mengikuti teknik pengawetan jasad tertentu seperti orang Mesir," ungkap Dr Lukas Nickel, seorang arkeolog dan ahli kesenian China asal University of London. "Tapi peti mati yang kuat dan stabil bisa juga disebut sebagai teknik pengawetan."
Dilihat dari kondisi mumi, sejarawan Dong Hsiung mengungkap asal jasad ini. Ia yakin mumi ini berasal dari Dinasti Qing melihat dari baju yang dikenakan. "Yang luar biasa adalah waktu seakan terperangkap dalam peti," ucapnya.
"Kadang masyarakat Dinasti Qing menggunakan peti mati yang telah dipernis untuk mengubur jasad," tambah Lukas. "Mereka juga membubuhkan arang di sekitar peti mati. Bisa jadi hal itulah yang menahan bakteri pembusuk tidak masuk ke dalam peti."
"Mungkin saja keluarga si jasad menggunakan teknik pengawetan tertentu," tambah Dong Hsiung. "Jadi ketika peti dibuka proses pembusukan alami baru akan terjadi."
Dinasti Qing adalah sebuah Dinasti yang berkuasa antara tahun 1644-1912. Sementara itu, dua Dinasti Cina yang terkenal dengan teknik pengawetan mayatnya adalah Dinasti Qing dan Dinasti Ming. Pada 2011 ditemukan mumi wanita berusia 700 tahun 2 meter di bawah jalan raya dalam keadaan bagian tubuh yang masih lengkap beserta relik kuno di dalam petinya. (wk/nn)
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)