Our Sponsors

Saya Tegaskan Bahwa Sebagian Besar Artikel di Blog Ini Berasal Dari Pulsk.

Artikel Yang Tidak Tercantum Sumbernya Adalah Berasal Dari Puslk

Sunday, April 28, 2013

Data-data dan Fakta-fakta Permasalahan Banjir di Indonesia

Distribusi Data-data Banjir di Indonesia
Pada kuartal pertama tahun 2012 ini telah terjadi sekitar 91 kasus Banjir di Indonesia, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sementara, jika dihitung dari pertengahan tahun 2011, telah terjadi sekitar 129 kasus banjir di Indonesia. Sebagian kasus juga diikuti oleh peristiwa longsor.

Dari grafik diatas juga bias dilihat, sejak tahun 1815-2012 sudah terjadi lebih dari 4000 kasus banjir di Indonesia . Data diatas merupakan data yang dicatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), belum termasuk kasus yang tidak tercatat oleh BNPB di masa lalu disebabkan kurangnya jaringan informasi di masa lalu.
Kemudian, dari data lebih lanjut yang kami dapat distribusi kasus Banjir dan Longsor di Indonesia dari tahun 1815-2012 adalah sebagai berikut


Dapat dilihat, kasus banjir paling banyak terjadi di pulau jawa. Dengan Jawa Tengah sebagai daerah dengan jumlah kasus paling banyak. Sementara jumlah kasus banjir dalam decade 2002-2012 adalah sebagai berikut

Data ini menunjukkan lebih dari 80% kasus banjir di Indonesia dari tahun 1815-2012 terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Berikut peta persebaran jumlah kasus dari tahun 2002-2012

Sementara data jumlah korban(tewas maupun luka-luka) dalam satu decade terkahir adalah sebagai berikut

Dapat dilihat pada grafik diatas, jumlah terparah dialami oleh provinsi Sulawesi Selatan.
Contoh Kasus Banjir di beberapa daerah di Indonesia
Jumlah kasus sangat terkonsentrasi di daerah Jawa. Berikut beberapa kejadian banjir yang terjadi di Jawa dalam sepekan ini
1.  Banjir Jakarta. Sebagian besar telah surut. TRC BNPB masih melakukan pemantauan. Dampak susulan dilaporkan adanya 611 warga Jakarta Selatan yang tinggal di wilayah banjir terserang penyakit seperti batuk, diare dan gatal-gatal. Terparah di Pesanggrahan (248 orang), di Kecamatan Pasar Minggu (210 orang). 
2.  Banjir di dua Kecamatan di Kab Sukabumi, Jabar, yaitu di Desa Kebon Manggu, Kecamatan Gunung Guruh dan di Desa Bojong, Kecamatan Cikembar pada Jumat (6/4/2012). Tinggi banjir mencapai 1 meter dan puluhan rumah. Tidak ada korban jiwa. Banjir disebabkan drainase yang buruk. 
3.  Debit air sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, dalam status siaga satu banjir sejak, Jumat (6/4/2012) dini hari. Peningkatan debit akibat derasnya kiriman dari hulu sungai. Termasuk, adanya banjir di wilayah Kabupaten Ngawi, Jatim, akibat meluapnya Bengawan Madiun dan banjir di Kabupaten Klaten, Jateng dengan meluapnya Kali Dengkeng. Warga di sepanjang Bengawan Solo diimbau untuk waspada.
4.  Banjir merendam rumah milik 29 keluarga di dua dusun di Desa Jatirejo Kecamatan Giritontro, Wonogiri Jateng pada Jumat (6/4/2012). Di Wonogiri juga dilaporkan di  Kecamatan Manyaran terjadi puting beliung menyebabkan 4 rumah roboh, sedangkan di Kecamatan Kismantoro, tiga rumah warga rusak karena bencana tanah longsor. Tidak ada korban jiwa.
 
5.  Sejumlah desa di kawasan Bandung Selatan, Bandung, Jawa Barat, tergenang banjir pada Jumat (6/4/2012) Banjir tersebut juga menyebabkan sejumlah jalan di Baleendah dan Banjaran terputus karena terendam banjir setinggi setengah meter.

Fakta-fakta Penyebab banjir Indonesia
Secara umum penyebab banjir di Indonesia disebabkan meluapnya air sungai yang kemudian membanjiri daerah di pesisir sungai, serta hujan deras yang diikuti longsor yang diakibatkan hutan yang ditebangi sehingga tidak dapat menahan laju air yang menuruni lereng gunung/bukit. Sebagai salah satu contoh kita akan mengambil daerah DKI Jakarta. Berikut beberapa fakta mengenai penyebab banjir di Jakarta:
  • Permasalahan luas tanah di Jakarta tidak bertambah atau malah makin menyempit karena abrasi, sementara penduduk terus bertambah,
  • Tanah kosong atau jalur hijau yang diharapkan menjadi lahan serapan air semakin berkurang lantaran pemukiman dan fasilitas bisnis yang terus bertambah dan melebar secara horizontal.
  • Bantaran sungai yang mestinya menampung air pada saat pasang, umumnya tertutup oleh hunian, baik resmi maupun liar dan sampah-sampah. Lebar sungai-sungai di Jakarta semakin menyempit, dari umumnya 75 meter menjadi 35 meter.
Sumber data : http:/www.bnpb.go.id

0 Comments:

Post a Comment

Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)

Copyright by Muhammad Farhan Ammar. Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...