Struktur Jaringan Tubuh Cacing Gilig (Nemathelminthes)- Nemathelminthes berasal dari kata nematos yang artinya benang dan helminthes yang berarti cacing. Cacing Nemathelminthes sering disebut juga cacing gilig karena
cacing ini tidak terbagi menjadi segmen-segmen dan dengan bentuk tubuh
yang silindris. Nama lain Nemathelminthes adalah Nematoda. Nematoda
termasuk hewan pseudoselomata. Cacing yang tergolong dalam filum
Nemathelminthes. Sebagian cacing gilig hidup bebas di air atau di tanah,
dan sebagian parasit pada hewan atau manusia. Cacing ini berukuran
kecil (mikroskopis) Ukuran nematoda berkisar dari yang berukuran kurang
dari 1 mm hingga lebih dari 1 m, dan tubuh dilapisi kutikula. Cacing
Nemathelminthes sudah mempunyai saluran pencernaan yang lengkap dan
permanen. Cacing ini bernapas secara difusi melalui seluruh permukaan
tubuh dan memiliki cairan mirip darah sebagai alat transportasi. Reproduksi
cacing gilig secara seksual, ovipar, dan jenis kelamin terpisah
(gonochoris). Cacing jantan berukuran lebih kecil daripada cacing
betina. Hewan ini ditemukan di habitat air, tanah lembap, jaringan
tumbuhan serta pada cairan dan jaringan hewan lainnya. Menurut Campbell
(1998: 602), sekitar 80.000 spesies Nematoda telah diketahui. Nematoda
yang ada, jumlahnya 10 kali lipat dari nematoda yang telah diketahui.
Fertilisasi terjadi secara internal dan betina mampu menghasilkan telur
sebanyak 100.000 butir atau lebih setiap harinya.
Bentuk Tubuh
|
Gilig (Bulat Panjang)
|
Sistem Pencernaan
|
Lengkap dan memiliki
cincin Pseudoselom
|
Segmen Tubuh
|
Tidak ada
|
Sistem Saraf
|
Ada ganglion serebral
|
Ekresi
|
Terdiri dari 2 saluran
lateral yang bermuara di sebuah lubang
|
Mulut
|
Ada
|
Anus
|
Ada, pada ujung
posterior
|
Peredaran Darah
|
Tidak ada
|
Contoh
|
Ascaris lumbricoides, Ascaris megalocephala, Necator americanus,
Oxyuris equi
|
Sekitar 50 spesies Nematoda hidup parasit pada manusia. Contoh
spesies yang hidup parasit pada manusia adalah Ascaris lumbricoides
(cacing perut), Wuchereria brancofti (cacing rambut), Ancylostoma
duodenale (cacing tambang), Oxyuris vermicularis (cacing kremi), dan
Trichinella spiralis. Semua spesies tersebut menyebabkan penyakit pada
manusia.
Di antara hewan multiseluler, mungkin hewan ini mempunyai jenis dan
individu terbanyak setelah insekta. Cacing Nemathelminthes dapat
ditemukan di mana saja. Mungkin, tidak ada kelompok lain yang dapat
ditemukan pada semua habitat, seperti halnya cacing ini. Kebanyakan dari
cacing Nemathelminthes hidup bebas di air dan di tanah. Cacing yang
hidup di tanah kadang-kadang dapat merusak akar tumbuhan. Sebagian jenis
lainnya hidup sebagai parasit, baik pada jaringan atau cairan tubuh
manusia, hewan, dan tumbuhan. Pada tumbuhan, cacing Nemathelminthes
dapat hidup pada akar, biji gandum, getah pohon yang luka. Pada hewan
atau manusia, cacing ini dapat hidup di usus, darah, dan organ-organ
lain. Telur cacing ini berukuran mikroskopik dan tahan terhadap
lingkungan yang kurang baik. Nemathelminthes merupakan hewan triploblastik yang mempunyai selom semu. Oleh karena itu, digolongkan dalam hewan triploblastik pseudoselomata.
Seperti disebutkan di atas, cacing Nemathelminthes sudah mempunyai
pencernaan sempurna, artinya mempunyai mulut dan anus. Ukuran tubuh
cacing Nemathelminthes pada umumnya kecil dan banyak yang mikroskopik.
Tubuh bagian luar ditutupi oleh lapisan kutikula. Cacing ini tidak
mempunyai sistem sirkulasi (pembuluh darah) dan sistem pernapasan.
Cacing betina pada umumnya lebih besar daripada cacing jantan. Gonad
biasanya berhubungan langsung dengan saluran alat kelamin. Untuk
mengenal cacing ini, mungkin di sekolah ada awetan cacing Ascaris untuk diamati. Jika tidak ada kalian dapat mengamati Gambar 8.18. Coba jelaskan perbedaan cacing jantan dan cacing betina!
Bagan Ascaris Jantan dan Betina |
Semua Nemathelminthes tidak melakukan perkembangbiakan aseksual. Jadi, perkembangbiakannya dilakukan secara seksual. Alat kelamin jantan
dan betina terpisah (dioecius). Cacing betina umumnya berukuran lebih
besar daripada cacing jantan. Betina dan jantan juga dapat dibedakan
dari ekornya. Pada cacing jantan, bagian ekornya (posterior), di dekat
lubang anus, terdapat tonjolan yang disebut penial setae yang
digunakan untuk kopulasi, sedangkan pada betina tidak ada. Beberapa
jenis Nemathelminthes yang hidup parasit pada saluran pencernaan
manusia, di antaranya Ascaris, Ankylostoma/Necator, Trichiuris, dan Enterobius.
Contoh spesies dari phylum Nematoda, yaitu (a) Cacing kremi (Oxyuris vermicularis) dan (b) cacing rambut (Wuchereria brancofti). |
Selain itu, banyak pula yang hidup parasit pada saluran pencernaan kuda, kambing, biri-biri, babi, anjing, dan ayam. Cacing Trichinella larvanya membuat kista di otot babi, kuda, dan manusia. Cacing Wuchereria bancrofti hidup pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit kaki gajah. Berikut ini contoh daur hidup cacing parasit Ascaris lumbricoides pada manusia. Ascaris lumbricoides merupakan cacing yang menyebabkan penyakit ascariasis.
Stadium dewasanya ada pada usus halus manusia. Telur cacing yang telah
membentuk embrio, mula-mula keluar bersama feses, kemudian termakan oleh
inang (manusia) dan menetas di usus halus menjadi larva kecil. Larva
kemudian menembus dinding usus masuk ke peredaran darah dan
sampai ke paru-paru. Dari paru-paru, larva sampai ke trakea lalu ke
faring. Dari sini larva tersebut dapat tertelan kembali sampai ke usus
halus dan menjadi dewasa di sana.
Beberapa contoh cacing Nemathelminthes adalah sebagai berikut.
a. Ascaris lumbricoides
Cacing ini sering disebut cacing gelang atau cacing perut karena
bersifat parasit di dalam usus halus manusia. Cacing dewasa dapat
mencapai panjang 40 cm dengan permukaan tubuh yang licin dan dilindungi
lapisan kutikula. Di dalam usus halus, cacing dewasa bertelur, kemudian
telur yang mengandung embrio ini keluar bersama feses. Telur ini jika
ikut termakan oleh manusia akan menetas di usus (infeksi pasif). Larva
dapat menembus dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah menuju
paru-paru. Larva kemudian menuju ke faring dan bila tertelan akan masuk
ke usus halus. Di dalam usus halus cacing menghisap sari makanan dan
mulai bertelur setelah dewasa.
b. Ancylostoma duodenale
Cacing ini dikenal sebagai cacing tambang yang persebarannya di
daerah tropis Asia dan Afrika. Di daerah Amerika terdapat cacing yang
serupa yang dikenal sebagai Necator americanus. Cacing tambang berukuran
1 – 1,5 cm dan bersifat parasit dalam usus manusia. Pada mulutnya
terdapat kait berupa gigi dari kitin untuk melekat dan melukai dinding
usus inangnya. Cacing ini mengisap darah inang sehingga dapat
menyebabkan anemia. Penyakit yang disebabkan cacing tambang disebut
ankilostomiasis. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan telur ini
dapat keluar bersama feses. Di tempat yang lembab dan becek telur dapat
menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform. Larva kemudian
berkembang menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki atau tangan
dan masuk ke dalam sistem peredaran darah menuju ke jantung, paru-paru,
faring, tenggorok, dan masuk ke dalam usus (infeksi aktif). Cacing
kemudian mengisap darah pada dinding usus.
c. Trichinella spiralis
Trichinella spiralis sering disebut cacing otot. Cacing ini bersifat
parasit di usus manusia, babi, dan tikus yang dapat menyebabkan penyakit
trikinosis. Larva dapat masuk bersama
makanan ke dalam usus. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan menghasilkan larva. Larva dapat menembus usus mengikuti aliran darah dan bergerak menuju otot.
makanan ke dalam usus. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan menghasilkan larva. Larva dapat menembus usus mengikuti aliran darah dan bergerak menuju otot.
d. Enterobius vermicularis
Cacing ini disebut juga cacing kremi yang bersifat parasit di dalam
usus manusia terutama pada anak-anak. Cacing betina bertelur pada malam
hari dan mengeluarkan zat yang dapat menyebabkan rasa gatal di daerah
anus.
e. Wuchereria bancrofti
Cacing ini bersifat parasit yang hidup pada pembuluh limfe atau getah
bening manusia. Cacing dapat menyebabkan penyumbatan aliran limfe
sehingga terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki, akibatnya kaki
menjadi besar seperti kaki gajah yang disebut elepantiasis atau
filariasis. Penyebaran cacing ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex.
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)