Apa makna di balik urutan tinggi jari tangan? Tidak mudah juga untuk menjawab ini. Mungkin jawaban umumnya adalah
hal itu diciptakan agar manusia senantiasa mudah menggenggam atau
mencengkeram sesuatu didalam aktivitasnya.
Namun jika saya boleh membaca atas petunjuk Alquran, maka saya
simpulkan bahwa rahasia dibalik tinggi jari yang berbeda-beda itu
adalah merupakan TANDA perjalanan kehidupan manusia itu sendiri.
Mari kita segera telusuri :
1. Jari kelingking. (Zaman Adam)
Mengapa saya simpulkan bahwa jari kelingking adalah zaman Adam? Kita harus pahami bahwa bahasa Alquran dibaca dengan cara dimulai
dari kanan ke kiri. Dan nama Allah yang tercetak di jari kita pun,
huruf Alif nya adalah jari kelingking.
Dari itulah saya simbolkan bahwa Jari Kelingking adalah zaman Adam. Karena memang Adam lah Manusia Pertama.
2. Jari Manis. (Zaman Idris)
Lihatlah gambar dibawah. Mengapa setelah Kelingking, terdapat Jari Manis yang ukurannya lebih tinggi dari Jari Kelingking itu?
Itu mengartikan bahwa kehidupan yang di jalani oleh masyarakat
manusia di zaman Idris sungguh memiliki peradaban yang lebih tinggi di
banding ketika zaman Adam. Alias semakin berkembang.
Tidak heran juga mengapa sosok Budha yang tergambar duduk di tengah BUNGA TERATAI
adalah melambangkan bahwa TERNYATA masyarakat manusia pada zaman itu
sudah mampu melakukan perjalanan sampai ke Planet terujung, yakni planet
Sidratul Muntaha. (TERATAI tempat berhenti). Dan
Budha adalah orang yang memang di duga sosok Nabi Idris. Dan beliau
sendiri menjadi simbol Miraj bagi kaumnya pada zaman itu.
Surat 50/36 :
“Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah binasa itu) telah pernah menjelajah di berbagai negeri…“
“Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah binasa itu) telah pernah menjelajah di berbagai negeri…“
Lebih lanjut, berbagai penemuan puluhan benda kuno namun canggih
yang oleh ilmuwan disebut sebagai bukti kehebatan dari cerdasnya
masyarakat zaman dahulu itu secara tidak langsung menggenapi analisa
ini.
3. Jari Tengah (Zaman Nuh).
Mengapa Jari Tengah ukurannya lebih tinggi dari 2 jari sebelumnya, Jari Manis dan Jari Kelingking?
Itu menandakan bahwa kehidupan masyarakat manusia di zaman Nuh
adalah zaman Puncak peradaban. Di mana segala sendi kehidupan manusia
pada zaman itu telah sampai pada titik tertingginya.
Namun sungguh teramat sayang ketika kemajuan peradaban tidak membawa
pada arah ketakwaan, akhirnya Allah menghukum mereka -masyarakat Zaman
Nuh- dengan mengirimkan bencana Banjir Dahsyat. Dari situlah akhirnya
orang-orang kafir dibinasakan sementara manusia yang selamat (Nuh
beserta umatnya) berkembang biak kembali dan peradaban pun di mulai
dari titik 0 lagi.
Dan Jari Tengah (Zaman Nuh) pun akhirnya menjadi BATAS TOLAK UKUR
antara 2 episode perjalanan kehidupan manusia. Umat sebelum Zaman Nuh
dan Umat sesudah Zaman Nuh.
4. Jari Telunjuk (Zaman Ibrahim).
Mengapa Jari Telunjuk ukurannya malah menjadi lebih rendah (turun) dibanding Jari tengah?
“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongan Nuh”
Kelebihan Zaman Ibrahim adalah Allah menjadikan sosok nabi Ibrahim
ini sebagai “Bapaknya” para nabi. Dari sini beliau dijadikan figur
ajaran Tauhid bagi orang-orang yang mencari kebenaran. Sebab beliau
merupakan orang Paling Pemberani yang pernah ada dalam menyebarkan
ajaran paham satu Tuhan.
Dari sebab itulah kenapa Telunjuk saya simbolkan dengan zaman
Ibrahim, karena Jari Telunjuk memang merupakan simbol untuk penyebutan
angka 1.
Surat 6/161 :
“Katakanlah : “sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus…..”
“Katakanlah : “sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus…..”
Kembali ke pertanyaan mengapa ukuran Jari Telunjuk malah lebih rendah dari Jari tengah, itu sangat jelas mensinyalkan bahwa apa yang ada pada zaman nabi Ibrahim (mulai dari ukuran tubuh manusia, ukuran kepintaran manusia, ukuran kemakmuran manusia) semuanya menjadi menyusut di perkecil oleh Allah dibanding dengan kala manusia pada waktu sebelum zaman nabi Nuh. Dan yang paling sangat tampak adalah ukuran tubuh manusia yang dari masa ke masa terus mengalami penurunan. Hingga akhirnya perjalanan waktu tersebut berlaku dari zaman ke zaman menuju sampai pada zaman Muhammad (Jari Jempol). Zaman sisa-sisa.
5. Jari Jempol (Zaman Muhammad).
Surat 16/123 :
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : “Ikutilah agama Ibrahim…”
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : “Ikutilah agama Ibrahim…”
Surat 36/2-4 :
“Demi Alquran yang penuh hikmah”
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) salah seorang rasul-rasul”
“Di atas jalan yang lurus”.
“Demi Alquran yang penuh hikmah”
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) salah seorang rasul-rasul”
“Di atas jalan yang lurus”.
Jari Jempol (Zaman Muhammad) adalah jari yang paling pendek dari ke empat jari sebelumnya.
Mengisyaratkan bahwa apa yang ada pada zaman ini merupakan zaman
sisa-sisa kehidupan. Segala keberhasilan kita dalam bidang teknologi
yang kita banggakan, tetap tidak akan pernah sanggup untuk melampaui apa
yang pernah di capai oleh umat sebelumnya.
Dari itulah Alquran sering kali menegaskan jika umat sebelum kita
yang segala sesuatunya lebih tinggi (lebih hebat) saja mampu
dibinasakan, apalagi zaman kita !!! Zaman pengulangan !!!
Surat 56/62 :
“Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran?”
“Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran?”
Namun disamping itu semua janganlah berkecil hati, sebab di balik
rendahnya “derajat” zaman ini (zaman penghabisan) Allah tetap Maha
Penyayang terhadap mahluk bernama manusia. Lihatlah betapa akhirnya Dia
menurunkan Alquran melalui Muhammad sebagai kitab Ummul Ilmu (Ibu
Ilmu). Sejalan dengan istilah pada Jari Jempol itu (Ibu Jari).
“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Alquran) kepada hambaNya, agar dia menjadi peringatan bagi seluruh alam.”
(QS. Al Furqaan : 1)
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)