Our Sponsors

Saya Tegaskan Bahwa Sebagian Besar Artikel di Blog Ini Berasal Dari Pulsk.

Artikel Yang Tidak Tercantum Sumbernya Adalah Berasal Dari Puslk

Tuesday, August 20, 2013

Mengapa Perut Berbunyi?


Tubuh manusia adalah mesin yang sangat luar biasa, dan setiap saat akan melakukan sesuatu untuk mengingatkan anda bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Bunyi perut adalah satu dari sekian banyak pengingat ini. Keras, lembut, pelan, kadang tanpa alasan sama sekali. Seolah banyak yang ingin dikatakan oleh perut kita.

Bila saat lapar, perut juga terkadang berbunyi. Kita biasa menyebut ini sebagai keroncongan. Namun tidak bisa dijustifikasi bahwa bila perut berbunyi itu pertanda lapar. Karena tidak pada saat lapar-pun perut seringkali berbunyi. Sering perut berbunyi saat ruangan sunyi. Sehingga orang di dekat kita bisa mendengar jelas. Bayangkan ditengah-tengah suasana meeting yang sunyi dan khidmat, tiba-tiba perut kita berbunyi tanpa sebab. Duuhh.. malunya.


Sebetulnya perut tidak memiliki sensor pengaturan timing atau bermaksud untuk menyabotasi anda dengan berbunyi di saat yang tidak tepat. Tapi ada alasan logic kenapa perut kadang-kadang merasa perlu untuk didengarkan. Bunyi perut terjadi didalam perut dan usus kecil.

Sistem pencernaan, pada intinya adalah saluran panjang yang berawal dari mulut sampai ke anus. Saluran ini berhubungan dengan berbagai organ yang berperan penting dalam proses pencernaan. Yang terpenting yang harus diketahui dalam sistem pencernaan adalah cara kerja-nya mendorong dan menggerakkan makanan. Gelombang dari gerakan otot-otot berkontraksi yang mendorong dan menggerakkan makanan disebut peristaltik. Selain mendorong makanan ke dalam sistem pencernaan, kontraksi ini juga membantu dalam mencampur makanan, cairan dan lainnya menjadi suatu adonan lengket. Bunyi perut adalah hasil dari proses ini. Makanan, cairan, dan campuran adonan yang lengket akan bergerak termasuk juga gas dan udara dalam usus. Semua dari bahan-bahan ini akan terdorong dan pecah menjadi bagian-bagian yang mudah di absorb, kumpulan udara dan gas juga akan tertekan dan meninbulkan suara yang kita dengar.

Bunyi pada perut dapat terjadi kapan saja, tapi jika terdapat makanan dalam perut atau usus kecil, suara menjadi lebih pelan.

Anda mungkn bertanya-tanya, jika perut kosong, mengapa terjadi gerakan kontraksi otot mencerna makanan, apa yang dicerna bila tidak ada makanan? Alasannya adalah berhubungan dengan selera makan dan lapar. Sekitar dua jam setelah perut kosong (makanan selesai di cerna), perut akan menghasilkan hormon yang menstimulasi saraf lokal untuk mengirimkan pesan ke otak. Otak membalas dengan memerintahkan otot untuk memulai gerakan peristaltik. Ada dua hal yang terjadi. Pertama, kontraksi menyapu semua sisa makanan yang tertinggal saat proses pertama. Kedua, vibrasi dari perut yang kosong akan menciptakan rasa lapar. Kontraksi otot akan datang dan pergi setiap jam.

Lalu bisakah kita mencegah perut mengeluarkan bunyi. Katakanlah agar perut tidak bersuara saat kita mengikuti meeting, atau saat-saat tidak perlu ada tambahan gangguan lagi, seperti bunyi perut. Satu tips untuk meminimalkan bunyi perut adalah makan makanan dalam ukuran kecil namun sering ketimbang sekaligus yang besar. Sistem pencernaan akan mempunyai kesempatan lebih sedikit untuk menghasilkan gerakan peristaltik yang ‘ribut’. Dan mengurangi makan makanan yang ber-gas juga dapat menurunkan frekuensi perut berbunyi.

Dalam beberapa kasus, bunyi perut mungkin pertanda dari perut yang bermasalah atau kondisi medis seperti sindrom iritasi usus/perut (Irritable Bowel Syndrome). Namun tentu saja, pada kasus ini ada beberapa keluhan gastrointestinal tambahan lain yang menyertai.

0 Comments:

Post a Comment

Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)

Copyright by Muhammad Farhan Ammar. Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...