Our Sponsors

Saya Tegaskan Bahwa Sebagian Besar Artikel di Blog Ini Berasal Dari Pulsk.

Artikel Yang Tidak Tercantum Sumbernya Adalah Berasal Dari Puslk

Sunday, September 29, 2013

Teori Big Bang dan Cyclic Universe


Anda pasti sudah sangat familiar dengan peristiwa Big Bang. Yaitu sebuah ledakan dahsyat sebagai awal terciptanya ruang dan waktu. The moment of creation. Namun ada satu kenyataan yang sangat menggangu. Bila kita runut balik kondisi alam semesta kita sekarang hingga ke Big Bang, maka runutan itu tidak membawa kita sampai ke Big Bang.


Bagaimana maksudnya?

Ketika Big Bang terjadi, alam semesta mulai memuai dengan laju kritis. Artinya, alam semesta kita memuai dengan laju hampir sama dengan kecepatan cahaya. Bila memang demikian, maka alam semesta kita tidak mungkin seperti sekarang ini. Karena dengan laju kritis, Alam semesta kita memerlukan waktu lebih lama untuk bisa seperti saat ini.

Lalu apa yang terjadi sebenarnya?

Alan Guth memikirkan jawabannya dengan mengajukan teorinya yaitu "Inflasi alam semesta". Menurut Alan Guth, sesaat setelah Big Bang, untuk beberapa saat alam semesta kita memuai dengan laju lebih dari kecepatan cahaya hingga mencapai kondisi seragam ke segala arah. Barulah kemudian alam semesta kita kembali melanjutkan pemuaiannya dengan laju kritis.

Teori ini disebut Inflasi alam semesta. Teori ini banyak diterima oleh publik karena satu-satu nya yang bisa menjelaskan bagaimana alam semesta bisa memuai dan mencapai kondisi seperti saat ini sejak Big Bang.

Namun benarkah demikian? Coba anda pikirkan lagi.
Mengapa harus alih-alih mencari teori yang dipaksakan seperti itu? Alan Guth dan kebanyakan fisikawan teoretis senang dengan teori ini karena keyakinan mereka bahwa Big Bang adalah awal dari segalanya, bahwa Big Bang adalah peristiwa unik, sebuah peristiwa penciptaan (moment of creation). Menurut saya, teori ini terlalu dipaksakan. Mari kita berpikir sebaliknya. Dan mari kita terima keanehan yang terjadi ini.

Postulat 1: Big Bang adalah peristiwa penciptaan alam semesta.
OK, kita tampung dulu pernyataan ini.

Postulat 2: Tidak ada yang lebih cepat dari laju kecepaan cahaya.
OK, kita memahami betul teori Relativitas khusus ini.

Postulat 3: Alam semesta memuai dengan laju kritis.
"Laju Kritis" adalah laju sedikit lebih lambat dari kecepatan cahaya. Bila alam semesta memuai dengan laju kritis sejak Big Bang, maka terdapat keanehan, yaitu alam semesta yang kita amati sekarang terlalu luas dan kondisi ini tidak mungkin tercapai. Seharusnya alam semesta kita jauh lebih kecil.

Postulat 2 dan Postulat 3 benar, maka tanpa harus memaksakan sebuah teori (yang bersifat alih-alih), maka Kondisi alam semesta yang kita amati saat ini berumur lebih tua dari Big Bang yang disinggung pada Postulat 1. Alam semesta yang mengembang dengan laju kritis ini sudah harus ada sebelum Big Bang terjadi. Ini berarti Postulat 1 adalah SALAH.

Big Bang & Membrane
 
 
Dalam bukunya, "Endless Universe", Paul Steinhardt dan Neil Turok menjelaskan bahwa Big Bang bukanlah peristiwa unik. Mereka mengarahkan pandangan kita akan suatu kemungkinan dimana Big Bang terjadi berkali kali di masa lalu dan akan terjadi berkali-kali pula di masa depan. Big Bang diduga sebagai peristiwa tabrakan antara dua buah membrane atau braneworld. (Silahkan baca artikel "Braneworlds" untuk lebih mengerti mengenai membrane/braneworlds dan M-Theory)

Teori ini berhasil menjelaskan beberapa misteri.
Salah satunya adalah; dari mana asalnya partikel materi? apakah dari suatu ketiadaan atau nothingness? Bukan. Tabrakan dua buah membrane menghasilkan energi yang sangat besar. Energi itu harus pergi ke suatu tempat. Energi itu adalah Big Bang, yang kemudian menjadikan partikel materi yang kita ketahui sebagai sebuah proses penciptaan materi dan obyek-obyek di alam semesta.

Big Bang VS Cyclic Universe
 
 
Dengan diperkenalkannya M-Theory maka orang harus menghadapi tantangan baru, yaitu sebuah model alam semesta tanpa awal dan tanpa akhir; "Cyclic Universe". Alam semesta tidak akan kehabisan energy, tidak akan kekurangan materi walaupun mengembang. Dan alam semesta kita akan terus mengembang tanpa ada kemungkin menciut dan menjadi Big Crunch. Ini adalah benar berdasarkan pengamatan.

Kita sudah harus mulai menerima kemungkinan untuk meninggalkan Teori penciptaan dan kehancuran (Big Bang dan Big Crunch).

Cylic Universe menjelaskan bahwa ketika alam semesta mengembang dimana galaxy-galaxy sudah sangat saling berjauhan, maka alam semesta ini akan menarik alam semesta paralelnya (membrane) untuk mendekat yang kemudian terjadilah singgungan atau tabakan. Tabrakan ini akan menghasilkan ledakan maha dahsyat, yaitu Big Bang. Dari Big Bang akan dihasilkan materi baru pengisi alam semesta. Dan kejadian ini terjadi berulang di masa lalu dan akan terjadi lagi berulang di masa depan.

Jadi kapan moment of creation yang sebenarnya? Apa bentuknya?

Tidak ada yang tau. Alan Guth berkata bahwa alam semesta harus berawal. Dan mungkin anda pun meyakini hal yang sama. Tuhan harus mengawali alam semesta ini dengan sebuah awal penciptaan. OK, tapi BUKAN Big Bang.

Sepertinya manusia baru saja merayakan sebuah moment of creation, yaitu Big Bang, namun ternyata harus menemukan/menghadapi threshold baru, bahwa Big Bang bukanlah moment of creation. Alam semesta menjadi jauh lebih luas dari bayangan kita. Dan TUHAN menjadi jauh lebih besar.

Mengapa Cyclic Universe menjadi teori yang serius?
Teori ini berawal dari M-Theory. M-Theory sangat baik dalam menggabungkan Quantum Mechanic dan Relativitas (kalau boleh dikatakan sebuah Theory of Everything). Banyak yang mampu dijelaskan oleh teori ini. Walaupun konsekuensinya orang harus menerima 10 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu. Tidak hanya sampai di situ, orang juga harus menerima struktur alam semesta berlapis dengan membrane - membrane -nya. Dan sekarang, sebuah kemungkinan serius lainnya, yaitu Cyclic Universe.

Silahkan anda pikirkan dan kaji sendiri.

 

Sir Roger Penrose - About Cyclic Universe Model
Sir Roger Penrose adalah seorang Cosmologist terkemuka dari Cambridge. Ia penggelut fisika singularitas dan Big Bang bersama Stephen Hawking. Penrose adalah dosen pembimbing thesis Stephen Hawking. Roger Penrose pendukung teori Big Bang pun harus mengakui adanya kemungkinan fisika sebelum Big Bang.

0 Comments:

Post a Comment

Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)

Copyright by Muhammad Farhan Ammar. Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...