Citizen6,
Pagaralam: Flora dan fauna di kawasan Hutan Gunung Dempo yang ditemukan
oleh Tim Ekspedisi Bukit Barisan 2011, ternyata tidak hanya dilindungi
namun populasinya karena telah langka tidak hanya di Indonesia bahkan di
dunia. Salah satunya kucing emas atau golden cat bernama latin Catopuma
Temminckii.
Satwa yang dimaksud dipasaran gelap sangat mahal dan akhir-akhir ini menjadi incaran sebagai hewan buruan oleh masyarakat sekitar kaki Gunung Dempo, yang disinyalir salah satu organ tubuhnya yakni hati berkhasiat sebagai obat. Tentunya, jika tidak disoroti serius pihak terkait satwa yang ada ini berangsur punah.
Informasi yang dihimpun, satwa ini populasinya tidak lagi banyak. Begitupun daerah penyebarannya hanya di pulau Sumatera itupun baru ditemukan di hutan Gunung Dempo Pagaralam dengan ketinggian sekitar diatas 2.000 dpl. Satwa ini masih satu marga dengan jenis kucing besar seperti harimau dan macan kumbang atau tutul. Adapun ciri-ciri ukuran bisa mencapai 1,3 meter dengan bobot badan 15 kg dengan ciri khas berbulu emas dan berekor panjang. Belakangan ini memang kurang dikenali oleh mayarakat umum karena sangat jarang ditemui karena sudah mulai langka.
Diungkapkan Dansub Korwil Sumsel Mayor Inf Donny Pramono didampingi Perwira Seksi Ops Lettu Inf Romi Sakti, dari kerja keras tim ekspedisi bukit barisan gabungan Kopassus-Kostrad berserta tim ahli flora dan fauna berhasil mengambil dokumentasi satwa yang nyaris punah ini dan juga ada yang berhasil masuk perangkap yang dibuat. "Dari informasi di lapangan yang kita terima satwa ini masih diburu oleh masyarakat di kaki Gunung Dempo. Katanya selain diambil daging untuk dikonsumsi juga organ hatinya berkhasiat untuk obat kulit,” ulasnya.
Dia juga menyayangkan aksi masyarakat yang masih memburu hewan langka. Padahal perburuan hewan yang dilindungan dan punah ini tentunya suatu pelanggaran. “Kita imbau kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan perburuan karena jumlahnya satwa ini sangatlah langka dan nyaris punah,” ulasnya.
Spesies golden cats ini, setelah diteliti lebih lanjut ternyata memiliki kerabat terdekat. Yakni kucing emas yang hanya terdapat di benua Afrika. Namun ukurannya kucing emas Asia lebih besar dibandingkan dengan yang di Afrika begitpun corak warna di tubuhnya. Disinggung masih maraknya aksi perburuan satwa ini? Lanjut Donny pihaknya sendiri langsung bergerak cepat melakukan sosialisasi sekaligus memberikan pemahamam bahwa Hutan Gunung Dempo ini kaya akan flora dan fauna yang dilindungi karena populasinya nyaris punah.
“Beberapa waktu lalu, tim ekspedisi telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan perburuan hewan yang dilindungi, sekaligus untuk tidak lagi melakukan perambahan hutan yang menyebabkan kerusakan habitat satwa yang ada,” ulas Donny menyebutkan temuan flora dan fauna di Gunung Dempo ini cukup menonjol dibandingkan dengan tujuh lokasi gunung yang dieksplorasi tim ekspedisi di Pulau Sumatera ini, karena kondisi hutan masih belum parah kerusakannya karena itu banyak menyimpan flora dan faunanya.
Satwa yang dimaksud dipasaran gelap sangat mahal dan akhir-akhir ini menjadi incaran sebagai hewan buruan oleh masyarakat sekitar kaki Gunung Dempo, yang disinyalir salah satu organ tubuhnya yakni hati berkhasiat sebagai obat. Tentunya, jika tidak disoroti serius pihak terkait satwa yang ada ini berangsur punah.
Informasi yang dihimpun, satwa ini populasinya tidak lagi banyak. Begitupun daerah penyebarannya hanya di pulau Sumatera itupun baru ditemukan di hutan Gunung Dempo Pagaralam dengan ketinggian sekitar diatas 2.000 dpl. Satwa ini masih satu marga dengan jenis kucing besar seperti harimau dan macan kumbang atau tutul. Adapun ciri-ciri ukuran bisa mencapai 1,3 meter dengan bobot badan 15 kg dengan ciri khas berbulu emas dan berekor panjang. Belakangan ini memang kurang dikenali oleh mayarakat umum karena sangat jarang ditemui karena sudah mulai langka.
Diungkapkan Dansub Korwil Sumsel Mayor Inf Donny Pramono didampingi Perwira Seksi Ops Lettu Inf Romi Sakti, dari kerja keras tim ekspedisi bukit barisan gabungan Kopassus-Kostrad berserta tim ahli flora dan fauna berhasil mengambil dokumentasi satwa yang nyaris punah ini dan juga ada yang berhasil masuk perangkap yang dibuat. "Dari informasi di lapangan yang kita terima satwa ini masih diburu oleh masyarakat di kaki Gunung Dempo. Katanya selain diambil daging untuk dikonsumsi juga organ hatinya berkhasiat untuk obat kulit,” ulasnya.
Dia juga menyayangkan aksi masyarakat yang masih memburu hewan langka. Padahal perburuan hewan yang dilindungan dan punah ini tentunya suatu pelanggaran. “Kita imbau kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan perburuan karena jumlahnya satwa ini sangatlah langka dan nyaris punah,” ulasnya.
Spesies golden cats ini, setelah diteliti lebih lanjut ternyata memiliki kerabat terdekat. Yakni kucing emas yang hanya terdapat di benua Afrika. Namun ukurannya kucing emas Asia lebih besar dibandingkan dengan yang di Afrika begitpun corak warna di tubuhnya. Disinggung masih maraknya aksi perburuan satwa ini? Lanjut Donny pihaknya sendiri langsung bergerak cepat melakukan sosialisasi sekaligus memberikan pemahamam bahwa Hutan Gunung Dempo ini kaya akan flora dan fauna yang dilindungi karena populasinya nyaris punah.
“Beberapa waktu lalu, tim ekspedisi telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan perburuan hewan yang dilindungi, sekaligus untuk tidak lagi melakukan perambahan hutan yang menyebabkan kerusakan habitat satwa yang ada,” ulas Donny menyebutkan temuan flora dan fauna di Gunung Dempo ini cukup menonjol dibandingkan dengan tujuh lokasi gunung yang dieksplorasi tim ekspedisi di Pulau Sumatera ini, karena kondisi hutan masih belum parah kerusakannya karena itu banyak menyimpan flora dan faunanya.
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)