Our Sponsors

Saya Tegaskan Bahwa Sebagian Besar Artikel di Blog Ini Berasal Dari Pulsk.

Artikel Yang Tidak Tercantum Sumbernya Adalah Berasal Dari Puslk

Tuesday, May 7, 2013

Awan dan Pengklasifikasiannya

 
Awan-awan dalam WMO dibagi menjadi 10 jenis awan, yaitu :Cirrus, Cirrocumulus,Cirrostratus, Altocumulus, Altostratus, Nimbostratus, Stratocumulus, Stratus, Cumulus, Cumulonimbus.



Pengertian Awan Dan Klasifikasinya

Awan adalah massa ketek dari tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan, suatu cabang meteorologi.
Di Bumi substansi biasanya presipitasi uap air. Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan jadi jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala.
Pada beberapa soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air superdingin. Tetesan dan kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter. Paling umum dari pemanasan matahari di siang hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara lebih hangat akan naik lebih keatas dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika udara naik , mengembang sehingga tekanan berkurang.
Proses ini mengeluarkan energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%) di seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga tampak putih, di atas.
Tetesan embun (titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya, sehingga intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas, maka warna abu-abu atau bahkan gelap kadang-kadang tanpak di dasar awan. Awan tipis mungkin tampak telah memperoleh warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih, seperti saat matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat lebih gelap di dekat-inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat- panjang gelombang .


Bentuknya yang mirip kapas dan unik beraneka ragam merupakan pemandangan indah di angkasa saat langit cerah. Tapi bagi para pilot, awan bisa menimbulkan ancaman bagi penerbangan bila tidak hati-hati dalam mengidentifikasinya. Menurut definisi, awan adalah kumpulan uap air di langit yang berasal dari penguapan bisa dari laut, danau, ataupun sungai. Kumpulan uap air ini pula yang dapat menyebabkan hujan. Sementara awan yang letaknya sangat tinggi, menyebabkan uap air menjadi beku dan jatuh ke bumi sebagai salju. Secara internasional, awan diklasifikasikan berdasarkan penemuan ahli meterologi Inggris, Luke Howard pada tahun 1803, yaitu kelompok awan :




-Stratus
-Cumulus
-Cirrus


Disamping tiga itu, Howard juga menambahkan awan Nimbus, yang sering disebut awan hujan. Kelompok awan Nimbus termasuk didalamnya awan Nimbusstratus dan Comulonimbus. Awan dapat pula digolongkan pada letaknya, yaitu :


-Awan rendah, yang terletak dari permukaan laut sampai ketinggian dua kilometer (7,000 kaki). Kabut termasuk dalam kelompok ini.
-Awan medium, terletak diantara 2 km sampai 6 km (20,000 kaki).
-Awan tinggi, terletak diatas 6 km lebih. Karena pada ketinggian itu suhu mencapai -24 derajat Celsius, partikel uap air dalam awan menjadi beku dan ini adalah awan yang dapat menyebabkan hujan es/salju.


Macam-macam Awan


-Awan Commulus, yaitu awan yang bergumpal dan bentuk dasarnya horizontal
-Awan Stratus, yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara merata
-Awan Cirrus, yaitu awan yang berdiri sendiri, halus dan berserat, sering terdapat kristal es tetapi tak menimbulkan hujan


Awan-awan itu memiliki berbagai macam bentuk khas dan sifatnya sendiri-sendiri. Dalam golongan awan rendah ada yang bernama Comulonimbus (Cb) yang diberi kode Internasional penerbangan. Sifatnya adalah berada di ketinggian rendah, gumpalan sangat besar, dan umumnya berwarna gelap. Cb sangat berbahaya karena mengandung arus listrik dan disertai golakan udara yang dahsyat. Para pilot sangat menghindari karena fatal akibatnya bila pesawat terbang masuk ke dalam awan Cb. Selain itu dalam golongan awan rendah ada yang bernama Cumulus (Cu), Stratus (St), dan Stratocumulus (Sc). Cu umumnya terlihat sebagai tumpukan kapuk di angkasa. Jumlahnya tidak tetap, kadang tebal, tapi lebih sering kecil dan tipis. Sedang St letaknya lebih tinggi dari Cu warnanya agak kecoklatan dan cenderung tipis. Sc yang paling tinggi berbentuk ombak dan kadang dalam bentuk kecil-kecil. Ada tiga jenis yang termasuk awan medium yaitu Nimbostratus (Ns), Altostratus (As), dan Altocumulus (Ac). Ns adalah awan tebal dengan warna gelap dan seringkali mengandung air hujan atau salju. Diatasnya adalah awan As yang berbentuk tidak stabil, kadang tebal gelap, kadang tipis cerah. Sementara Ac berwarna kecoklatan dan cenderung tipis karena kecendrungan awan, makin tinggi maka makin tipis.Tiga jenis awan tinggi, yaitu Cirrostratus(Cs), Cirrocumulus (Cc), dan awan paling tinggi dari semua awan yaitu awan Cirrus (Cs). Berbentuk tipis, putih, dan mengandung partikel es. Partikel inilah yang menyebabkan efek optik bila terkena sinar matahari.


Bentuk-bentuk Awan


Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus). Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.
Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus.
Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti asap.

1) Awan Cirrus


2) Awan Cirrostratus

3) Awan Cirrocumulus


4) Awan Altocumulus




5) Awan Altostratus



6) Awan Nimbostratus



7) Awan Stratus



8) Awan Stratocumulus



9) Awan Cumulus




10) Awan Cumulonimbus




0 Comments:

Post a Comment

Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)

Copyright by Muhammad Farhan Ammar. Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...