Pertumbuhan Anak |
Istilah “tumbuh” biasanya digunakan sebagai acuan untuk aspek-aspek fisik yang mengalami perubahan, seperti tinggi badan, berat badan, dan lainnya. Sedangkan istilah “kembang” digunakan sebagai bahan acuan untuk aspek-aspek psikologis, sepe
rti kognisi ataupun sosioemosional. Peran perubahan fisik dan psikologis pada tumbuh kembang anak adalah sama pentingnya.
Pada rentang usia tertentu seorang anak diharapkan bisa memiliki kemampuan tertentu, misalnya pada usia 8-9 bulan dapat duduk sendiri atau sudah bisa berjalan di usia 12-13 bulan. Akan tetapi setiap anak adalah unik, ada area-area dimana perkembangannya lebih maju, dan ada pula area dimana dia lebih tertinggal. Pada dasarnya ada 4 aspek tumbuh kembang anak, yaitu 1.fisik-motorik, 2.kognitif dan emosi, 3.bahasa/bicara, dan 4.sosial.
Orang tua sangat diharapkan memiliki dasar pengetahuan agar dapat mendeteksi jika ada masalah dalam tumbuh kembang anak, caranya bisa dengan mencocokkan perkembangan yang sudah dicapai si anak dengan tugas-tugas perkembangan yang harusnya sudah dikuasainya. Pengetahuan itu juga memungkinkan si anak mendapatkan stimulasi perkembangan secara optimal.
Orang tua harus mengkonsultasikan kepada ahlinya jika sang anak mengalami gangguan. Umumnya bila anak mengalami keluhan fisik (pertumbuhan), orangtua perlu mendatangi dokter terlebih dahulu (dokter anak atau dokter umum), jika keluhannya psikologis (perkembangan), seperti tidak bisa diam, perhatiannya kurang, atau tidak bisa bermain dengan anak sebayanya, maka orang tua perlu mendatangi psikolog. Kadang kala faktor fisik dan psikologis ini juga saling mempengaruhi. Karena itu orang tua bisa mendapatkan penjelasan dan mengetahui langkah lebih lanjut dari ahlinya.
1. Pertumbuhan fisik-motorik: Pertumbuhan fisik anak saat usia-usia awal perlu dimonitor, kurang optimalnya pertumbuhan menandakan ada sesuatu pada diri anak. Tumbuh kembang anak pada aspek fisik mencakup Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Kepala, dan Tonus Otot. Sedangkan Perkembangan motorik dibagi menjadi motorik kasar, yaitu gerakan fisik yang memerlukan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Motorik Halus berkaitan dengan perkembangan fleksibilitas tangan dan jari jemari untuk melakukan aktivitas seperti menyuapkan makanan ke mulut, menggambar, menulis, berpakaian, ataupun permainan yang membutuhkan koordinasi tangan, juga termasuk koordinasi otot-otot kecil di daerah oral, seperti lidah, bibir, dan otot pipi.
2. Perkembangan Kognitif dan Emosi: Proses kognitif merupakan proses seseorang memperoleh pengetahuan tentang dunia, yang meliputi proses berpikir, belajar, menangkap, mengingat, dan memahami. Perkembangan kognitif adalah pertumbuhan dan perkembangan kapasitas intelektual. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dalam perkembangan kognitifnya adalah Lingkungan, dimana lingkungan yang penuh kasih dan cukup rangsangan kemungkinan besar akan meningkatkan taraf kecerdasan anak, lalu Kematangan, dimana perkembangan susunan saraf yang matang akan menjdikan fungsi-fungsi oran tubuh/indra lebih sempurna, serta Pengaruh sosial, dimana hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, seperti pengasuhan, pendidikan akan memberikan pengaruh pada perkembangan kognitif anak. Perkembangan emosi dimulai sejak anak lahir hingga besar. Anak mengembangkan emosinya melalui pengalaman yang didapat dengan berinteraksi dengan orang di sekitar dan lingkungannya. Reaksi emosi itu antara lain: Takut, Cemas, Marah, Cemburu, Iri hati, Sedih, Sayang, dan Gembira.
3. Perkembangan Bahasa: kemampuan berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan kebutuhan dan keinginannya, bahkan yang abstrak dan kompleks sekalipun, melalui rangkaian kata bermakna sehingga dapet dipahami oleh lingkungannya. Kemampuan ini sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu sering-seringlah mengajak anak berbicara agar kemampuan bahasanya berkembang. Dengan menguasai bahasa, anak mengerti aturan berkomunikasi yang akan berguna sampai dewasa, termasuk tata cara dan sopan santun berbahasa.
4. Perkembangan Sosial: perkembangan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dan mengembangkan tingkah laku sosialnya agar dapat bersosialisasi dengan baik. Perkembangan ini mencakup 4 hal, yaitu: kemampuan Interpersonal, yang merupakan keterampilan yang digunakan dalam interaksi sosial, seperti bersahabat, menolong, menerima dan memberi pujian, lalu kemampuan untuk diterima teman sebaya, keterampilan mengatur diri sendiri dalam situasi sosial, serta keterampilan berkomunikasi untuk menjalin hubungan baik dengan menjadi pendengar yang responsif, memberi perhatian, dan lainnya. Sejak umur setahun, orang tua dapat mengajarkan pada anak keterampilan sosial dengan cara memberikan contoh langsung, seperti mengucapkan terima kasih, meminta tolong, mengantre, mengucapkan permisi, berbagi, serta belajar untuk meminta maaf.
Dengan memperhatikan dan memberikan stimulasi yang tepat pada tumbuh kembang anak, maka anak diharapkan dapat tumbuh dengan baik dan normal.
Pada rentang usia tertentu seorang anak diharapkan bisa memiliki kemampuan tertentu, misalnya pada usia 8-9 bulan dapat duduk sendiri atau sudah bisa berjalan di usia 12-13 bulan. Akan tetapi setiap anak adalah unik, ada area-area dimana perkembangannya lebih maju, dan ada pula area dimana dia lebih tertinggal. Pada dasarnya ada 4 aspek tumbuh kembang anak, yaitu 1.fisik-motorik, 2.kognitif dan emosi, 3.bahasa/bicara, dan 4.sosial.
Orang tua sangat diharapkan memiliki dasar pengetahuan agar dapat mendeteksi jika ada masalah dalam tumbuh kembang anak, caranya bisa dengan mencocokkan perkembangan yang sudah dicapai si anak dengan tugas-tugas perkembangan yang harusnya sudah dikuasainya. Pengetahuan itu juga memungkinkan si anak mendapatkan stimulasi perkembangan secara optimal.
Orang tua harus mengkonsultasikan kepada ahlinya jika sang anak mengalami gangguan. Umumnya bila anak mengalami keluhan fisik (pertumbuhan), orangtua perlu mendatangi dokter terlebih dahulu (dokter anak atau dokter umum), jika keluhannya psikologis (perkembangan), seperti tidak bisa diam, perhatiannya kurang, atau tidak bisa bermain dengan anak sebayanya, maka orang tua perlu mendatangi psikolog. Kadang kala faktor fisik dan psikologis ini juga saling mempengaruhi. Karena itu orang tua bisa mendapatkan penjelasan dan mengetahui langkah lebih lanjut dari ahlinya.
1. Pertumbuhan fisik-motorik: Pertumbuhan fisik anak saat usia-usia awal perlu dimonitor, kurang optimalnya pertumbuhan menandakan ada sesuatu pada diri anak. Tumbuh kembang anak pada aspek fisik mencakup Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Kepala, dan Tonus Otot. Sedangkan Perkembangan motorik dibagi menjadi motorik kasar, yaitu gerakan fisik yang memerlukan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Motorik Halus berkaitan dengan perkembangan fleksibilitas tangan dan jari jemari untuk melakukan aktivitas seperti menyuapkan makanan ke mulut, menggambar, menulis, berpakaian, ataupun permainan yang membutuhkan koordinasi tangan, juga termasuk koordinasi otot-otot kecil di daerah oral, seperti lidah, bibir, dan otot pipi.
2. Perkembangan Kognitif dan Emosi: Proses kognitif merupakan proses seseorang memperoleh pengetahuan tentang dunia, yang meliputi proses berpikir, belajar, menangkap, mengingat, dan memahami. Perkembangan kognitif adalah pertumbuhan dan perkembangan kapasitas intelektual. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dalam perkembangan kognitifnya adalah Lingkungan, dimana lingkungan yang penuh kasih dan cukup rangsangan kemungkinan besar akan meningkatkan taraf kecerdasan anak, lalu Kematangan, dimana perkembangan susunan saraf yang matang akan menjdikan fungsi-fungsi oran tubuh/indra lebih sempurna, serta Pengaruh sosial, dimana hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, seperti pengasuhan, pendidikan akan memberikan pengaruh pada perkembangan kognitif anak. Perkembangan emosi dimulai sejak anak lahir hingga besar. Anak mengembangkan emosinya melalui pengalaman yang didapat dengan berinteraksi dengan orang di sekitar dan lingkungannya. Reaksi emosi itu antara lain: Takut, Cemas, Marah, Cemburu, Iri hati, Sedih, Sayang, dan Gembira.
3. Perkembangan Bahasa: kemampuan berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan kebutuhan dan keinginannya, bahkan yang abstrak dan kompleks sekalipun, melalui rangkaian kata bermakna sehingga dapet dipahami oleh lingkungannya. Kemampuan ini sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu sering-seringlah mengajak anak berbicara agar kemampuan bahasanya berkembang. Dengan menguasai bahasa, anak mengerti aturan berkomunikasi yang akan berguna sampai dewasa, termasuk tata cara dan sopan santun berbahasa.
4. Perkembangan Sosial: perkembangan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dan mengembangkan tingkah laku sosialnya agar dapat bersosialisasi dengan baik. Perkembangan ini mencakup 4 hal, yaitu: kemampuan Interpersonal, yang merupakan keterampilan yang digunakan dalam interaksi sosial, seperti bersahabat, menolong, menerima dan memberi pujian, lalu kemampuan untuk diterima teman sebaya, keterampilan mengatur diri sendiri dalam situasi sosial, serta keterampilan berkomunikasi untuk menjalin hubungan baik dengan menjadi pendengar yang responsif, memberi perhatian, dan lainnya. Sejak umur setahun, orang tua dapat mengajarkan pada anak keterampilan sosial dengan cara memberikan contoh langsung, seperti mengucapkan terima kasih, meminta tolong, mengantre, mengucapkan permisi, berbagi, serta belajar untuk meminta maaf.
Dengan memperhatikan dan memberikan stimulasi yang tepat pada tumbuh kembang anak, maka anak diharapkan dapat tumbuh dengan baik dan normal.
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)