Magnitudo tampak (m) dari suatu bintang, planet atau benda langit lainnya adalah pengukuran dari kecerahan
atau kecerlangan yang tampak; yaitu banyaknya cahaya yang diterima dari
objek itu. Istilah magnitudo sebagai skala kecerahan bintang muncul
lebih dari 2000 tahun yang lampau.
Hipparchus, seorang astronom Yunani, membagi bintang-bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang ke dalam 6 kelas kecerlangan. Ia membuat sebuah katalog
yang berisi daftar lebih dari 1000 bintang dan mengurutkan berdasarkan
“magnitudo”-nya dari satu hingga enam, dari yang paling cerlang hingga
yang paling redup.
Pada tahun 180-an, Claudius Ptolemaeus memperluas pekerjaan Hipparchus, dan sejak saat itu sistem magnitudo menjadi bagian dari tradisi astronomi. Pada 1856, Norman Robert Pogson meng-konfirmasi penemuan terdahulu John Herschel bahwa bintang bermagnitudo 1 menghasilkan kira-kira 100 kali fluks cahaya daripada bintang bermagnitudo 6.
Sistem magnitudo dibuat dengan mendasarkan diri pada mata manusia yang memiliki respon tidak linear terhadap cahaya.
Mata dirancang untuk menahan perbedaan dalam kecerlangan. Ini adalah
keistimewaan mata yang membuatnya dapat berpindah dari ruang gelap ke
tempat yang terang tanpa mengalami kerusakan.
Kamera
elektronik, yang memiliki respon linear, tidak dapat melakukan hal itu
tanpa langkah-langkah pencegahan terlebih dahulu. Ciri-ciri yang sama
juga yang membuat mata merupakan pemilah yang buruk bagi perbedaan kecil
kecerlangan sementara sebaliknya kamera elektronik (CCD) adalah pemilah yang baik.
Pogson memutuskan untuk mendefinisikan kembali skala magnitudo
sehingga perbedaan lima magnitudo merupakan faktor yang tepat 100 dalam
fluks cahaya. Jadi rasio fluks cahaya untuk perbedaan satu magnitudo
adalah 1001/5 atau 102/5 atau 2,512. Rasio fluks untuk perbedaan 2 magnitudo adalah (102/5)2, perbedaan 3 magnitudo adalah (102/5)3 dan seterusnya. Definisi ini sering disebut sebagai skala Pogson.
Karena banyaknya cahaya yang diterima bergantung pada ketebalan dari atmosfer
pada garis pengamatan ke objek, maka magnitudo nampak adalah nilai yang
sudah dinormalkan pada nilai yang akan dimiliki di luar atmosfer.
Semakin redup suatu objek, semakin tinggi magnitudo tampaknya. Perlu
diingat bahwa kecerahan yang tampak tidaklah sama dengan kecerahan
sebenarnya — suatu objek yang sangat cerah dapat terlihat cukup redup
jika objek ini cukup jauh.
Magnitudo absolut, M, dari suatu benda, adalah magnitudo tampak yang dimiliki apabila benda itu berada 10 parsec jauhnya.
Skala Magnitudo
Magnitudo tampak
|
Benda langit
|
−26.8
|
|
−12.6
|
Bulan purnama
|
−4.4
|
Kecerahan
maksimum Venus
|
−2.8
|
Kecerahan
maksimum Mars
|
−1.5
|
Bintang
tercerah: Sirius
|
−0.7
|
Bintang
tercerah kedua: Canopus
|
0
|
Titik nol
berdasarkan definisi: Vega
|
+3.0
|
Bintang
teredup yang terlihat di daerah perkotaan
|
+6.0
|
Bintang teredup yang terlihat dengan mata
telanjang
|
+12.6
|
Kuasar tercerah
|
+30
|
Objek
teredup yang dapat diamati oleh Teleskop Hubble
|
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)