FUNGSI MEMBRAN SEL
Kompartementalisasi
Membran
plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan).
Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan
nukleoplasma dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma membagi
sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan organel.
Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting karena memungkinkan
kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari
kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.
Barier selektif permeabel
Membran
sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain
pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul
antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.
Transport molekul
Membran
plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain
yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel
daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mesin ini memungkinkan sel
mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di
bandingkan di sebelah luar.
Penghantaran signal
Membran
plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses
itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor
yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda
memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap
ligan pada lingkungan berbeda.
Interaksi interseluler
Membran
sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler.
Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan
saling bertukar materi dan informasi
Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel
Molekul
dan ion kecil bergerak melintasi membrane plasma dalam dua arah seperti
gula, asama amino dan nutrient lain memasuki sel, dan produk limbah
metabolism meninggalkan sel. Sel menyerap oksigen untuk respirasi
seluler dan mengeluarkan karbon dioksidal. Sel juga mengatur konsentrasi
ion anorganiknya seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara
mebolak-balik arahnya dari satu arah ke arah lainnya melintasi membrane
plasma. Meskipun lalu lintas melalui membrane ini padat membrane sel itu
bersifat selektif permeable (membrane hanya dapat dilewati oleh ion dan
molekul polar tertentu), semipermeable (mudah dilewati oleh molekul
air) dan subtansi-subtansi tidak dapat melintasi rintangan tersebut
secara sembarangan. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul
dan ion kecil dan menolak yang lainnya disamping itu
substansi-suubstansi bergerak melintasi membrane pada laju yang berbeda.
Membran
sel memiliki fungsi dalam pergerakkan ion atau molekul dari dalam
ataupun dari luar sel. Menurut Campbell bagian tengah membran yang
bersifat hidrofibik merintangi pengangkutan ion dan molekul polat yang
keduanya bersifat hidrofilik. Stuktur lipid bilayer merupakan penyebab
adanya sifat selektif permeabel pada membran. Gerakan molekul atau ion
yang terjadi pada membran sel dan organel-organel lainnya adalah :
Difusi
Difusi Sederhana
Difusi
adalah suatu proses spontan di mana molekul-molekul bergerak dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi
rendah. Membran bersifat selektif permeabel sehingga berpengaruh
terhadap laju difusi beberapa jenis molekul. Satu jenis molekul yang
berdifusi bebas menembus banyak jenis membran adalah air.
Difusi
bergantung pada pergerakan secara acak dari suatu zat terlarut.
Molekul-molekul dapat melewati selaput plasma dengan jalan difusi
sederhana sangat terbatas jumlahnya dan untuk inipun selaput plasma
masih memiliki penghalang. Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat
melewati membran plasma dengan mudah. Kemampuan sel untuk dapat memilah
senhyaya hidrofilik dengan berat molekul (BM) kecil dari senyawa yang
memiliki BM bsar sering kali disebabkan oleh adanya porus pada selaput
plasma. Terdapat dua jenis porus. Jenis pertama yang dapat menembus
protein integral atau di antara kelompok molekul protein transmembran.
Porus jenis kedua disebut porus statistik yang terbentuk secara acak
pada selaput plasma dan menembus lipid bilayer.
Difusi Terfasilitasi
Difusi
dari suatu senyawa atau molekul melewati membran selalu terjadi dari
daerah dengan konsentasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah,
akan tetapi difusi tidak selalu terjadi melalui lipid bilayer atau suatu
saluran terbuka. Sejumlah substansi diketahui berdifusi dengan terlebih
dahulu berikatan dengan suatu protein mebran yang disebut dengan
fasilitatif transporter yang memfasilitasi proses difusi. Pengikatan
molekul atau senyawa pada fasilitastif transporter pada satu sisi akan
memicu perubahan komformasi pada protein dan menyebabkan zat terlarut
dapat berdifusi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.
Senyawa
yang melewati membran plasma dengan jalan difusi dipermudah juga tidak
memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi sederhana. Namun
gerakan senyawa dari luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat dari pada
difusi sederhana. Hal ini disebabkan oleh adanya protein pembawa yang
mempercepat pengangkutan. Molekul protein pembawa setelah mengikat
senyawa atau molekul yang akan di bawa, segera memindahkan
senyawa/molekul dari luar ke dalam atau sebaliknya.
Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi. Peristiwa osmosis ini terjadi pada sel. Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan konsentrasi larutan didalam dan diluar sel. Jika konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipotenik. Konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi dari pada larutan didalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.Transpor Aktif
Transpor
aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan
memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat
selektif permeabel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di
dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini ditentukan oleh ion
natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klor (C1-). Keluar masuknya ion
Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium. Pompa natrium-kalium
bertanggung jawab terhadap transpor aktif ganda Na+ dan K+ dari dalam
keluar sel. ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa mengeluarkan
tiga ion Na+ dari dalam sel untuk setiap dua ion K+ yang dimasukkan
kedalam sel. Pada protein pengangkut, terdapat untuk Na+ dan K+ yang
dinamakan binding sites.
1. Tiga ion natrium (Na+) diambil dalam sel dan menempati binding sites (tempat terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran).
2. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar membuka ke bagian luar sel.
3. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian melepaskan ion natrium keluar dari sel.
4. Dua ion kalium (K+) dari luar sel menempati binding sites pada protein integral.
5. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka kearah dalam sel.
6. Ion kalium dilepaskan kedalam sel.
Pengangkutan Makromolekul Melewati Selaput Plasma
Makromolekul
seperti protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat melalui
protein transmembran yang berperan sebagai pembawa. Namun
sel tetap dapat memasukkan dan mengeluarkan makromolekul-makromolekul
tersebut. Pengangkutan makromolekul sangat berbeda dengan pengangkutan
mikromolekul. Mekanisme pengangkutan makromolekul dari lingkungan
eksternal ke dalam suatu vesikula dilakukan melalui suatu lipatan atau
invaginasi membran plasma. Pengambilan makromolekul dari matriks
ekstraseluer dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu fagositosis yaitu
pengambilan maromolekul padat dan pinositosis pengambilan materi berupa
cairan.
Fagositosis
Fagosistosis (“cell eating”)
adalah pengambilan bahan padat yang umum dilakukan oleh beberapa jenis
sel tertentu untuk selanjutnya dibawa menuju lisosom. Organisme bersel
tunggal seperti Amoeba dan Ciliata mengambil
makanan dengan menangkap partikel makanan atau organisme kecil dengan
melingkupinya dengan merman plasma. Lipatan kemudia berfusi membentuk
sutau vakuola (fagosom) yang akan terpisah dengan membran plasma.
Fagosom selanjutnya akan bergabung dengan lisosom untuk mencena makanan
secara intraseluler.
Pada
beberapa hewan tingkat tinggi, fagositosis lebih merupakan suatu
mekanisme protektif dibandingkan cara pengambilan makanan. Mammalia
memiliki berbagai macam sel fagosit seperti makrofag dan neutrofil yang
terdapat di dalam darah dan jaringan lain yang akan “memakan” organisme,
sel-sel yang telah rusak, sel darah merah yang telah tua ataupun
debris.
Endositosis
Pada
endositosis, sel memasukan makro molekul dan materi yang sangat kecil
dengan cara membentuk vesikula baru dari membrane plasma.
Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis.
Sebagian kecil luas membrane plasma terbenam terdalam membentuk kantong.
Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit, membentuk
vesikula yang berisi materi yang telah terdapat diluar selnya. Terdapat
tiga jenis endositosis, yaitu fagositosis (pemakanan seluler) pinositosi
(peminuman seluler) dan endositosis yang diperantai reseptor.
Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: bulk-phase endocytosis dan receptor-mediated endocytosis. Bulk-phase endocytosis mengambil cairan ektraseluler tanpa adanya proses pengenalan oleh permukaan membran plasma. bulk-phase endocytosis dapat
diamati dengan memberikan bahan tertentu pada medium kultur seperti
enzim horseradish peroxidase yang akan di ambil oleh sel-sel pada
umumnya. Receptor-mediated endocytosis merupakan pengambilan makromolekul tertentu (ligand) yang akan berikatan dengan reseptor pada permukaan luar membran.
Eksositosis
Sel
mensekresi makro molekul dengan cara menggabungkan vesikula dengan
membrane plasma disebut dengan eksositosis. Vesicula transfor yang lepas
dari apparatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membrane plasma.
Ketika membrane vesikula dan membrane plasma bertemu, molekul lipid
keduan bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membrane
bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah dari sel.
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)