VIVAnews
- Para ilmuwan kembali memprediksi kapan dunia ini akan berakhir lewat
penelitian. Hasilnya, itu semua akan terjadi lebih dari dua miliar tahun
ke depan. Dilansir The Telegraph, Sabtu 6 Juli 2013, studi terbaru yang
dilakukan para ilmuwan menyebutkan sebelum dunia ini berakhir, semua
hewan dan tumbuhan akan lenyap terlebih dahulu. Kemudian berlanjut pada
mikroba kecil, sebelum akhirnya semua kehidupan di Bumi benar-benar
berakhir.
Mereka memprediksi kiamat akan datang dengan karbon dioksida yang sangat sedikit di lapisan atmosfer. Prediksi ini didasarkan pada simulasi komputer tentang dampak perubahan jangka panjang dari matahari pada Bumi.
Para ahli sedang berusaha mencari cara mencegah pemanasan global yang sudah tidak lagi terkendali. Tetapi matahari yang menjadi semakin panas seiring dengan menuanya usia, penguapan yang terjadi bersama reaksi kimia dengan air hujan, akan terus mengikis karbon dioksida.
Mereka memprediksi kiamat akan datang dengan karbon dioksida yang sangat sedikit di lapisan atmosfer. Prediksi ini didasarkan pada simulasi komputer tentang dampak perubahan jangka panjang dari matahari pada Bumi.
Para ahli sedang berusaha mencari cara mencegah pemanasan global yang sudah tidak lagi terkendali. Tetapi matahari yang menjadi semakin panas seiring dengan menuanya usia, penguapan yang terjadi bersama reaksi kimia dengan air hujan, akan terus mengikis karbon dioksida.
Kurang dari satu miliar tahun dari sekarang, proses fotosintesis tanaman akan semakin sulit dan membuatnya susah bertahan hidup. Ketika itu terjadi, kehidupan di bumi juga akan mulai berkurang.
Dengan hilangnya tanaman, hewan herbivora juga akan mulai punah, begitu juga dengan hewan karnivora yang memangsa mereka serta mikroba.
Matahari yang terus menua diharapkan tetap stabil selama miliaran tahun berikutnya, meski bakal menjadi makin terang. Dampaknya, radiasi semakin intens terjadi dan menyebabkan panas di bumi meningkat drastis hingga lautan menguap.
Setelah satu miliar tahun, lautan akan menjadi kering dengan meninggalkan mikroba yang disebut extremophiles. "Semua makhluk hidup membutuhkan air, sehingga setiap kehidupan yang tersisa akan tergantung dengan sisa air yang ada di bumi," ujar astrobiolog Jack O'Malley-James, dari University of St Andrews di Skotlandia saat pertemuan Astronomi Nasional.
Organisme yang masih hidup juga harus mengatasi ekstrimnya suhu dan radiasi ultraviolet yang sangat intens. Diperkirakan pada akhirnya mereka juga akan mati.
"Ketika kita berpikir tentang apa yang harus dicari dalam pencarian kehidupan di luar bumi, pikiran kita sebagian besar akan dibatasi oleh kehidupan yang kita kenal saat ini," kata Jack.
Menurutnya, kehidupan bumi di masa depan akan sangat jauh berbeda dengan sekarang. "Berarti diperlukan upaya pencarian kehidupan baru di luar bumi".
0 Comments:
Post a Comment
Budayakan Meninggalkan Komentar Setelah Membaca Sebuah Artikel :)